Model Pembelajaran Proyek Kewarganegaraan melalui Pendekatan Strategi Predict-Observe-Explain (POE) di MTSN 2 Purwakarta

Selasa, 10 September 2019
Penulis:

3651 kali dilihat

31 kali dibagikan

Salah satu model pembelajaran yg dikembangkan saat ini adalah Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Proyek adalah tugas yang kompleks, berdasarkan tema yang menantang, yang melibatkan siswa dalam mendesain, memecahkan masalah, mengambil keputusan, atau kegiatan investigasi; memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam periode waktu yang telah dijadwalkan dalam menghasilkan produk.

Model pembelajaran berbasis proyek ini sangat strategis diterapkan dalam pembelajaran Kewarganegaraan. Dewasa ini proses belajar mengajar dengan model seperti ini di sekolah sangat diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu melalui upaya serius dalam prosesnya.

Agar proses belajar mengajar berjalan dengan efektif dan efisien maka seorang guru harus mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk materi yang diajarkan. Dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, diharapkan guru mampu meningkatkan efektivitas pembelajarannya. Terutama dalam pembelajaran PPKn dengan model pembelajaran berbasis proyek yang kemudian disebut Tugas Proyek Kewarganegaraan terstruktur dan semi terstruktur .

Proyek-proyeknya bisa berbentuk proyek produk, proyek kinerja dan proyek organisasi dengan skala kecil dan penuh. Pembelajaran PPKn di MTSN 2 Purwakarta , Model pembelajaran ini di implementasikan dalam bentuk Proyek Sosial, Proyek video Presentasi, Proyek Film Pendek, Proyek Mading Digital, Proyek Mural dsb.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pembelajarannya salah satunya adalah dengan menggunakan strategi POE yang lahir dari teori konstruktivisme. Strategi POE terdiri atas tiga tahap, yaitu :  • Predict (memprediksi) •Observe (mengamati) • Explain (menjelaskan). Melalui kegiatan predict (memprediksi), siswa diharapkan mengungkap miskonsepsinya. Dengan kegiatan observe (mengamati), diharapkan timbul ketidakpuasan di dalam benak siswa . Ketidakpuasan terjadi ketika apa yang diamati, berbeda dengan prediksinya . Melalui kegiatan explain (menjelaskan), kemudian diskusi interaktif, ketidakcocokan prediksi dan hasil pengamatan menciptakan konsep baru . Agar siswa menerima konsep baru, maka konsep ini mestinya mudah dipahami, masuk akal, dan berguna .

Sesuai dengan teori konstruktivisme yang menyatakan bahwa siswa bukanlah bejana kosong yang siap diisi dengan sejumlah pengetahuan. Artinya, siswa telah memiliki sejumlah ide-ide terkait konsep tertentu sebelum masuk ke kelas. Oleh karena itu, pengetahuan sedapat mungkin tidak ditransfer secara langsung dari guru ke siswa, melainkan siswa sendirilah yang harus menemukan dan membangun pengetahuannya . Agar siswa menemukan dan membangun pengetahuannya maka guru harus aktif mencari cara-cara untuk memahami konsepsi siswa, menyarankan konsepsi alternatif, menstimulasi keheranan diantara para siswa, dan mengembangkan tugas-tugas kelas yang mengarah pada konstruksi pengetahuan .

Sesuai pengalaman strategi ini sangat berguna untuk menyelidiki pemahaman siswa dan membantu guru mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Pembelajaran dengan strategi POE mampu menciptakan konflik di benak siswa dan bermanfaat untuk menghilangkan miskonsepsinya . Kelebihan pembelajaran dengan strategi POE, yaitu: (1) dapat digunakan untuk menemukan ide-ide awal siswa, (2) memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran siswa, (3) menciptakan diskusi, (4) memotivasi siswa agar memiliki kemauan untuk mengeksplorasi konsep, dan (5) membangkitkan keinginan untuk menyelidiki.

Asumsi-asumsi dasar yang melandasi implementasi strategi POE : Pertama, jika siswa sejak awal diminta untuk memprediksi apa yang akan terjadi, mereka akan berusaha melakukan observasi dengan cermat.  Kedua, dengan menuliskan prediksinya terlebih dahulu, siswa akan termotivasi untuk mengetahui apa jawaban sesungguhnya dari fenomena yang diamati.  Ketiga, dengan meminta siswa menjelaskan alasan prediksinya, guru dapat mengetahui kemampuan teoritis siswa. Hal mana bermanfaat untuk mengetahui miskonsepsi siswa yang bersangkutan.  Keempat, dengan menjelaskan dan melakukan evaluasi terhadap prediksinya sendiri serta penjelasan temannya, siswa dapat menilai sendiri pembelajarannya dan mengonstruksi makna baru. Pada tahapan pertama yaitu predict (memprediksi), siswa diminta secara individual atau kelompok untuk membuat dugaan/ perkiraan terhadap suatu fenomena yang akan terjadi. Di sini, siswa menuliskan prediksi mereka tentang apa yang akan terjadi, apa yang siswa pikirkan, dan memikirkan alasan dari prediksi yang dibuatnya . Setelah memberikan prediksi, siswa berdiskusi, berbagi ide, dan mempertimbangkan prediksi dan alasan yang tepat atas fenomena yang diprediksi dalam diskusi kelas. Diskusi yang dilaksanakan ketika membandingkan prediksi satu siswa dengan siswa lain meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa, meningkatkan kemampuan kognitif, dan mendorong siswa untuk menghubungkan dan mengorganisasi ide-ide mereka . Manfaatnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyusun dugaan dan alasan sebanyak-banyaknya. Di sini siswa menggali kembali pengetahuan awalnya yang berhubungan dengan fenomena yang akan diuji . Kedua, guru dapat mengetahui konsepsi siswa terkait fenomena yang dihadirkan . Ketiga, membuat siswa tertantang untuk melakukan observasi melalui eksperimen dengan sebaik-baiknya agar memperoleh hasil yang sesuai dengan prediksinya . Kemudian pada tahap observe  (mengamati) merupakan tahap antara memprediksi dan tahap menjelaskan . Pada tahap observe (mengamati) siswa diajak menguji kebenaran prediksi mereka. Pada tahap ini siswa menggunakan indera mereka untuk mengumpulkan informasi terkait fenomena dengan melaksanakan kegiatan demonstrasi .

Manfaat yg dapat diperoleh siswa mendapatkan pengalaman langsung ketika mereka menguji prediksinya. Pengalaman langsung yang diperoleh siswa menyebabkan pemahaman mereka.  Selain itu observasi yang dilakukan siswa dapat membantu siswa membangun kemampuan retensinya . Pada tahap mengamati menciptakan ketidakpuasan terhadap pengetahuan yang telah ada pada siswa sehingga mereka menginginkan penjelasan yang lebih baik terhadap masalah yang ada . Kegiatan eksperimen bisa jadi salahsatu bentuk pengamtan yg bisa membuat siswa aktif dalam membuktikan prediksi berdasarkan pengamatan dan analisis data yang mereka lakukan sendiri . Dengan usaha sendiri, siswa terlibat langsung dalam mencari jawaban berdasarkan data-data yang benar . Sehingga, pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi lebih bermakna .

Di samping itu, kegiatan eksperimen meningkatkan kemampuan identifikasi siswa terhadap konsep-konsep dan meningkatkan minat siswa terhadap pengetahuan yang baru . Pada tahap explain (menjelaskan), siswa diminta untuk membuat penjelasan melalui kegiatan presentasi terhadap kesesuaian prediksi yang telah dibuat dengan apa yang mereka amati. Selain itu, siswa dapat memperbaiki atau menambahkan penjelasan pada hasil observasinya . Apabila prediksi siswa sama dengan yang hasil eksperimennya, maka mereka akan semakin yakin dengan konsepsinya. Namun, jika prediksinya tidak sesuai dengan apa yang diamati pada kegiatan eksperimen, maka mereka mencari penjelasan-penjelasan tentang mengapa prediksinya salah . Pada tahap ini, siswa mencari solusi terhadap setiap perbedaan antara prediksi dan observasinya . Manfaat pada tahap meningkatkan ketekunan dan respek terhadap data atau fakta serta membangun rasa percaya diri siswa ketika mereka menjelaskan hasil observasi.

Keutaman dan kelebihan inilah yang menjadi pertimbangan untuk memilih POE sebagai salah satu alternatif strategi dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya PPKn di MTSN 2 Purwakarta. 

Kontributor : Hedi Ahmad Hidayat