Belajar dari isi
Botol
Oleh
Dadan Saepudin
Ada seorang anak yang mengeluh
kepada ayahnya. Ia merasa tak berguna dan bernilai dalam kehidupannya. Setiap
hari ia merasa hampa seolah ada sesuatu yang hilang pada dirinya.
Ia pun lantas berkunjung kepada
ayahnya dengan sebuah harapan ayahnya dapat memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapinya.
“Ayah, bolehkah aku meminta
solusi terhadap permasalahan yang aku hadapi saat ini?†ucap sang anak. Sang
ayahpun tertegun mendengar pertanyaan anaknya, karena tak biasanya anaknya
bertanya seperti itu.
“Oh anakku, ada apa?†sahut sang
ayah. “Begini yah, saat ini aku merasa diri ini tak miliki nilai, seolah diri
ini tidak berharga dan bermanfaat. Bolehkah aku meminta nasihat pada ayah?â€Â
ucap anaknya.
Mendengar pertanyaan yang
dilontarkan anaknya. Sang ayahpun kemudian meminta kepada anaknya untuk
mengambil sebuah botol dan menyarankan agar botol tersebut diisi dengan air
comberan dan botol itu untuk ditawarkan kepada orang lain.
Kemudian sang anak pun sudah
menjalankan tugas dari ayahnya. Ia pun kembali mendatangi ayahnya. “Bagaimana
botol itu sudah laku anakku?†ucap sang
ayah. “Wah yah..... ternyata botol ini tidak laku tak seorang pun yang mau
membeli botol ini,†jawab anaknya sambil menunduk seolah menunjukkan kekesalan.
“Baik, nak sekarang coba botol
itu diisi dengan air mineral,†kata ayahnya. “Baik, ayah,†jawab sang anak.
Setelah menjalankan tugas
keduanya, ia pun kembali menghadap ayahnya. “Bagaimana sekarang anakku,
botolnya laku?†tanya ayahnya. “Alhamdulillah ayah... botolnya laku, tapi Cuma
Rp3.000,†jawab anaknya.
“Ya ternyata botol itu nilainya
masih kecil,†lanjut sang ayah menyikapi jawaban anaknya. “Kalau begitu, coba
botol itu diisi dengan jus lalu tawarkan lagi kepada orang lain?†sang ayah
kembali menyuruh anaknya.
Kemudian ia pun menjalankan
tugasnya kembali, setelah botol itu terjual, sang anakpun kembali menghadap
ayahnya. “Alhamdulillah ayah, botol itu laku Rp10.000,†ucap anaknya.
Mendengar jawaban anaknya, sang
ayah sudah mulai lega, ia pun perlahan menarik napas dan mengeluarkannya
pelan-pelan. Namun, ayahnya kembali memberikan tugas agar anaknya mengisi botol
kembali dengan madu dan menyuruh anaknya untuk kembali menawarkan kepada orang
lain.
Sang anak pun dengan tersenyum
manis, menyanggupi perintah dari ayahnya.
Setelah menyelesaikan tugasnya,
sang anak pun kembali menceritakanÂÂ
pengalaman menawarkan botol yang diisi dengan madu... ternyata botol
tersebut dibeli oleh orang lain dengan harga Rp100.000.
Mendengar cerita dari anaknya,
sang ayah pun kembali memberikan tugas akhir kepadanya. “Baik anakku, Kau sudah
mulai menyelesaikan tugas ini dengan baik. Nah, sekarang coba isi kembali botol
dengan minyak wangi kemudian tawarkan lagi kepada orang lain,†sahut ayahnya.
Sang anak pun perlahan mulai lega
karena ia sudah menyelesaikan beberap tugas dengan baik, tinggal satu lagi
tugas yang harus ia jalankan. “baik ayah,’’ ucap sang anak dengan nada tenang.
Selesai menjalankan tugas
terakhirnya, ia pun kembali kepada ayahnya. “Alhamdulillah ayah, botol tersebut
ada yang membeli dengan harga Rp1.000.000,†ucap anaknya dengan riang.
Mendengar tuturan anaknya, sang ayahpun akhirnya lega. Karena selama ini yang dirasakan
oleh anaknya sudah ada titik terang.
 “Baik anakku, kau telah menyelesaikan tugas
ini dengan baik, tahukan Engkau pelajaran dari tugas yang selama ini ayah
berikan kepada kepada kamu?†tanya ayahnya.
Sang anak pun mengangguk menjadi
tanda bahwa ia sudah memiliki jawaban yang selama ini ia rasakan akan
pentingnya sebuah nilai pada diri manusia.
“Anakku, botol yang sama bernilai
berbeda karena isinya berbeda. Botol seumpama manusia. Semua manusia pada
dasarnya sama yang membedakan manusia di mata Tuhan bukanlah fisiknya, tetapi
keimanan, kejujuran, kemuliaan, kebaikan dengan manusia lainnya. Hal yang baik
di mata Tuhan pasti baik pula di mata manusia lainnya,†sahut ayahnya yang
diikuti anggukan anaknya.
Penulis Guru di MTs KPM Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat