Ihtishab Amaliah Ramadhan
Oleh: H. Asep Jaelani, S.Ag
Andai PLN hari ini
mengumumkan akan ada perbaikan jaringan listrik yang mengangakibatkan
terjadinya pemadaman listrik sampai esok hari, pasti hal ini akan membuat
“kepanikanâ€Â. Mungkin ada yang menyiapkan senter, baterai, lilin, korek api
bahkan mungkin persiapan untuk buka dan sahur shaum. Akan tetapi, pernahkah
terlintas dalam pikiran, andai Ramadhan tahun ini merupakan Ramadhan yang
terakhir dilalui, apa yang telah kita siapkan ? Amal apa yang telah kita
lakukan ?
Ramadhan adalah sebuah
Isim Masdar dalam istilah bahasa Arab
yang berasal dari kata “Ar-Ramadh†kemudian ditambah hurup alif dan Nun
menjadi Ramadhan, yang berarti “Syiddatul Hurri†( sangat panas ) atau berarti
pula “Pembakaran†yaitu membersihkan benda-benda berkarat dengan cara
membakarnya. Sementara, pendapat lain bahwa kata Ramadhan itu sudah tauqify (
baku ) karena Allah swt lah yang memberikan nama tersebut, sebagaimana
firmanNya
شَهْرÙÂ
رَمَضَانَ الَّذÙÂيأÙÂنْزÙÂÙ„ÙŽ ÙÂÙÂيه٠الْقÙÂرْآنÙÂ
Bulan Ramadhan adalah
bulan diturunkannya Al-Qur’an “ ( QS Al-Baqarah 185 ).
Melalui proses
pembakaran, Ramadhan akan mengubah dari pribadi “Manusia Biasa†menjadi “ Manusia Muttaqin “ yang memberi
insprirasi warna diri menjadi warna
warni dengan amaliyah Ramadhan. Diharapkan ke depannya, para shoimin Ramadhan
setelah ditempa, digembleng dan dilatih medan latih Ramadhan berubah menjadi
manusia yang mampu meraih titian ilahi, kuat menahan hawa nafsu, lebih giat
qiyamullail, lebih rajin membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, tambah
dermawan kepada sesama. Tentu, semua
pencapaian itu tidak sebatas dalam angan
dan harapan. Ini bukan sebuah mimpi. Semua pencapaian itu harus dengan ilmunya.
Artinya, shaum Ramadhan tampa dibarengi dengan ilmu hanya akan menghasilkan
Puasa Minimalis yaitu minimal tidak makan dan tidak minum. Hanya sebatas itu !
Sungguh Terlalu ! Rasulullah saw mensinyalir, betapa banyak orang yang shaum
Ramadhan akan tetapi ucapannya tidak konstrukti. Tak terbilang orang yang qiyam
malam tapi ia hanya mengenyam kesunyian malam. Ini sangat berbahaya dan sangat
merugikan karena akan distempel oleh Rasulullah saw :
رÙÂبَّ صَائÙÂم٠ØÂَظÙÂّه٠مÙÂنْ صÙÂيَامÙÂه٠الجÙÂوْعÙÂ
وَالعَطَشÙÂ
“Betapa banyak
orang yang shiyam Ramadhan tetapi tidak mendapatkan pahala shaumnya kecuali
lapar dan hausâ€Â. ( HR At Thabrani)
Untuk mengubahnya, dia
harus Shaum Maximalis. Artinya, harus mengisi hari-hari shaumnya dengan
kegiatan amal shaleh yang padat, siang malam harus diisi dengan ibadah yang
maksimal sesuai dengan kemampuanya. Shaumnya harus dijalankan dengan taktis
sesuai dengan ilmunya dan mengikuti tata cara yang dari Rasulullah saw.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَعَرَÙÂÙŽ
ØÂÙÂدÙÂوْدَه٠وَتَØÂÙŽÙÂَّظَ Ù…ÙÂمَّا كَانَ يَنْبَغÙÂيْ اَنْ ÙŠÙÂتَØÂÙŽÙÂَّظَ Ù…ÙÂنْهÙÂ
“Barang siapa yang shaum
Ramadhan dan mengetahui batas aturanya serta menjaga apa-apa yang seharusnya
dijaga maka dia akan diampuni segala dosanya yang telah lalu†( HR Ahmad dan
Al-Baihaqi dari Abu Said Al-Khudry ).
Musthafa Al-Siba’i,
dalam Hikmah Al-Shaum Wa Falsafatuhu mengatakan bahwa Shoimun yang benar akan
memperbaiki apa-apa yang telah rusak, memperbaharui yang telah usang dan mampu
mengobati segala sesuatu yang sakit.
Kalau boleh ditamsilkan
untuk dijadikan ibrah { teladan ), shaum yang bisa mengubah segalanya adalah
SHAUMNYA ULAT bukan SHAUMNYA ULAR yang tidak membawa perubahan sama sekali.
Supaya kembali muda, seekor ular akan berpuasa yang disusul dengan proses ganti
kulit yang baru. Yang namanya ular tetap saja ular. Tampang, bentuk dan
tampilannya tetap ular. Cara jalannya masih sama. Makannya masih itu - itu
juga. Bahkan, sifat dan kelakuannya tak berubah, jika mematuk bisa membuat
celaka. Berbeda dengan ulat. Sekalipun ulat kadang membahayakan, ulat akan
puasa selama 40 hari. Mirip dengan hitungan shalat Arbain bagi jamaah haji
selama di Madinah atau hitungan Hadis Arbain. Dalam masa puasanya, terjadi
perubahan-perubahan yang signifikan dalam tubuhnya, terstruktur, sistematis dan
massif. Kemudian, ditengah-tengah tapanya, namanya segera berganti menjadi
kepompong. Usai puasanya, namanya dijuluki menjadi Kupu-Kupu. Tampang, bentuk
dan tampilannya semakain lebih cantik. Cara jalannya dulu merayap sekarang
terbang. Makanannya dari daun menjadi madu. Sifat dan kelakuannya ? Masya Allah
! Dia membantu penyerbukan untuk sebuah proses pembuahan yang paling sempurna
pada setangkai bunga yang manfaatnya dapat dipetik dan dirasakan oleh berbagai
kalangan.
Indahnya lukisan ini.
Ulat berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Dengan shaum, seorang mukmin akan
benar-benar menjadi orang yang bertaqwa.
Inilah tujuan akhir
shaum Ramadhan. Ramadhan berfungsi pembersih kotoran yang melekat dalam diri
seorang mukmin karena ditengah perjalanan hidupnya terseret ajakan hawa nafsu
dan godaan syetan yang selalu mengikuti setiap insan. Bila seorang mukmin mampu
mengisi dengan amaliyah Ramadhan, hatinya akan menjadi bersih, jiwanya akan
menjadi jernih, prilakunya akan teruji dan akan mampu menemukan jati dirinya
yang selama ini kadang hanyut dibawa nafsu angkara, kembali menemukan fitrahnya
yaitu fitrah Allah yang dianugrahkan kepada manusia. Hal ini difirmankan Allah
swt dalam surat Ar-Rum 30.
ÙÂÙŽØ£ÙŽÙ‚ÙÂمْ
وَجْهَكَ Ù„ÙÂلدّÙÂين٠ØÂÙŽÙ†ÙÂÙŠÙÂًا Ûš ÙÂÙÂطْرَتَ اللَّه٠الَّتÙÂÙŠÙÂَطَرَ النَّاسَ
عَلَيْهَا Ûš لَا تَبْدÙÂيلَ Ù„ÙÂخَلْق٠اللَّه٠ۚ ذَٰلÙÂÙƒÙŽ الدّÙÂين٠الْقَيّÙÂÙ…ÙÂ
وَلَٰكÙÂنَّ أَكْثَرَ النَّاس٠لَا يَعْلَمÙÂونَ
“Maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama ( Allah ),
(tetaplah atas) fitrah Allah yang menciptakan
manusia dengan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. ( Itulah )
agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinyaâ€Â.
Mumpung Ramadhan masih
dalam perjalanan, mumpung nikmat sehat dan usia masih dalam dekapan badan,
saatnya kita muhasabah dan menjadwal ulang aktifitas perjalanan Ramadhan tahun
ini, agar Ramadhan ini sarat dengan makna kepada diri dan sesama. Lebih baik
kita mandi keringat di medan latih Ramadhan dari mandi darah di medan laga.
Lebih baik terguyur peluh di kala muda daripada tergenangi air mata di saat
renta.
Ya Allah, percantik
agama dan kehidupan kami. Saratkanlah usia kami penuh makna. Berkahkan ibadah
shiyam dan qiyam, jadikanlah kami insan yang dzikir, jadikan pula kami insan
yang syakir, yang semata-mata taat dan patuh atas perintah-Mu. Amin Yaa Rabb