Jl. Raya Narogong (HUMAS Kota Bekasi)
Pembinaan rohani bagi anak-anak usia sekolah merupakan hal
yang esensial. “Di era perkembangan teknologi dan globalisasi yang masif ini, banyak
sekali anak-anak yang jauh dari nilai-nilai keagamaan sehingga cenderung tidak memiliki
keimanan yang tangguh, bahkan tidak memahami apa yang boleh dan tidak boleh
menurut ajaran alkitab,” jelas Penyelenggara Katolik Kota Bekasi, Grasia Setya
Widiasrini, saat menginisiasi kegiatan Pembinaan Rohani Siswa/I Katolik pada
Sekolah Negeri dan Swasta Umum, hari Minggu (27/08/2023).
“Anak-anak yang bersekolah di Sekolah Katolik lebih
beruntung karena mereka difasilitasi pembinaan rohani yang cukup intens dari
sekolah masing-masing. Namun, anak-anak yang bersekolah di sekolah negeri
maupun swasta umum rata-rata hanya mendapat pelajaran agama 1 kali seminggu, itu
pun diserahkan ke gereja masing-masing,” lanjut Grasia. Untuk itu, ia merasa
perlu menciptakan suatu momentum yang dapat memantik semangat para siswa untuk lebih
dekat dengan ajaran Kristus.
Bertempat di Aula SMA Marsudirini Kota Bekasi, kegiatan tersebut diikuti oleh 146 peserta yang terdiri dari 50 siswa tingkat menengah dan 96 siswa tingkat dasar. Hadir sebagai pembuka kegiatan adalah Kepala Kantor Kemenag Kota Bekasi, H. Shobirin, yang turut menyampaikan pesan persatuan di tengah-tengah perbedaan.
“Anak-anakku harus tahu bahwa Kementerian Agama telah menggagas
konsep moderasi beragama dimana kita bisa menjadi yang paling taat dalam agama
masing-masing tanpa perlu berkonflik dengan yang berbeda,” ujar Shobirin, yang direpon
dengan anggukan oleh para peserta kegiatan.
“Meski berbeda dalam keyakinan, ingatlah bahwa kita
dipersatukan dengan kuat oleh ikatan kebangsaan. Saya yakin, semua agama
mengajaran kebaikan. Maka dari itu, setelah memgikuti kegiatan yang baik ini,
saya yakin adik-adik akan kembali ke sekolah dengan membawa pesan-pesan
perdamaian, sikap yang toleran dan persaudaraan yang semakin erat dengan
teman-teman yang lain,” pungkasnya.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan do’a bersama dan pembekalan materi kerohanian yang disesuaikan dengan usia siswa. Bertindak sebagai narasumber di tingkat menengah adalah Duta Hukum dan HAM Jawa Barat, Edward Benedictus Roring, dan Penulis Buku, Anang YB. Adapun siswa/i tingkat dasar dibina oleh Antonius Heru Susanto dan Tatit Yuliestyantiningsih selaku Guru Pendidikan Agama Katolik. Sedangkan pada forum gabungan, pembinaan dipimpin oleh Pastor Pieter Pungky Setiawan SVD dengan tujuan utama mewujudkan generasi muda yang tangguh dalam iman menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat.
Kontributor: Herrisa AW