Oleh: Asep Supyedi Heri
Masih
terekam dalam memori, tanggal 16 Maret 2020 Kementerian Agama RI melalui Bidang
Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, mengumumkan
bahwa pembelajaran dilaksanakan dari rumah dengan teknik pembelajaran daring
atau luring. Sudah satu tahun dunia termasuk bangsa Indonesia dilanda musibah
Covid-19. Covid-19 membantai hampir semua sektor termasuk sektor pendidikan.
Anak-anak, guru dan orang tua sangat mendambakan dan merindukan pembalajaran tatap
muka, namun Menteri Pendidikan dan Menteri Agama belum berani memberikan ijin
untuk pembelajaran tatap muka.
Belajar
di rumah satu-satunya jalan alternatif untuk memenuhi proses belajar mengajar.
Muncul budaya baru ketika anak harus belajar di rumah, orang tua terpaksa harus
menyediakan fasilitas baru, dari mulai handphone, laptop, kuota dan yang
lainnya. Tentunya ini membutuhkan kesabaran dan keikhlasan bagi semua orang
tua, agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan harapan.
Agar
proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan semua, maka
ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh orang tua di rumah:
1. Orang Tua Harus Sabar dan Ikhlas
Musibah
Covid-19 menyerang semua orang di dunia, bukan hanya kita masyarakat Indonesia,
tapi semua orang didunia terdampak dari musibah Covid-19. Kita sebagai orang
tua harus sabar, tawakal dan ikhlas dalam menghadapi cobaan ini, pasrahkan
semuanya pada Alloh SWT, hanya Alloh lah yang mampu melenyapkan musibah ini
dari muka bumi. Juga orang tua harus ikhlas, ditengah-tengah ekonomi yang serba
sulit, tapi tetap orang tua harus menomor satukan pendidikan anak. Kuota anak
harus selalu terisi untuk mengikuti pembelajaran online dari sekolah, semua ini kita hadapi dengan penuh keikhlasan.
2. Orang Tua Harus Melakukan Supervisi
Terhadap Pembelajaran Anak
Belajar
di rumah, peran orang tua sangat diperlukan, orang tua harus berperan aktif
dalam menyukseskan anak belajar di rumah. Supervisi orang tua terhadap anak
harus dilakukan, jangan dibiarkan anak begitu saja tanpa pengawasan dari orang
tua. Anak harus dilihat atau dipantau ketika jam belajar sedang diberikan oleh
sekolah atau guru, takut ketika anak waktunya untuk belajar, tapi si anak tidak
ada di tempat belajar. Ini akan menjadi faktor penyebab, anak tidak berhasil
dalam mengikut proses pembelajaran. Jadi orang tua harus tetap melakukan
suvervisi terhadap keberlangsungan proses pembelajaran anak.
3. Orang Tua Harus Istiqomah Dalam
Menasihati Anak
Dalam
Al-Quran sebutan manusia itu diantaranya Al-Insan yang artinya pelupa, di sini
peran orang tua harus istiqomah, maksudnya orang tua jangan merasa bosan
menasihati anaknya. Orang tua harus terus dan terus menasihati, mengingatkan
dan membimbing anaknya agar terus belajar. Tentuny si anak dalam satu waktu,
adakalanya malas bahkan tidak mau belajar, apalagi dengan belajar di rumah anak
akan merasa bosan dan jenuh. Di sini nasihat orang tua sangat dibutuhkan.
4. Orang Tua Harus Mengajak Ngobrol
Anaknya
Mengajak
ngobrol anak itu sangat perlu, di sela-sela kesibukan, kita harus meluangkan
waktu untuk duduk santai ngobrol bersama keluarga. Ini merupakan saat yang
paling tepat, kita ngobrol dengan anak, kasih gambarang oleh orang tua, tentang
masa depan. Bagaimana seandainya kita tidak memiliki ilmu, artinya tidak mau
belajar dengan tekun, akan tertinggal dan tidak punya masa depan. Dengan
obrolan seperti itu, Insyaalloh akan mudah pandangan kita dicerna atau diterima
oleh anak, dan itu akan menjadi motivasi yang luar biasa bagi anak. Jadi
posisikanlah anak kita menjadi teman diskusi.
Keempat
langkah diatas, mudah-mudahan menjadi bekal kita sebagai orang tua, dalam
membimbing anak untuk mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru di
sekolah dalam situasi Covid-19. Mudah-mudahan musibah ini cepat terlampaui, sehingga
anak bisa belajar dengan tatap muka bersama guru-gurunya di sekolah.
Penulis adalah Kepala MAN 4 Tasikmalaya (Cikalong)
Tasikmalaya, 23 Maret 2021
Editor : Nunik