Allah Ta'ala berfirman:
Ûš ÙˆÙŽ مَا کَانَ اللّٰÛÂ٠مÙÂعَذّÙÂبَهمۡ وَهمۡ یَسۡتَغۡÙÂÙÂرÙÂÙˆÛ¡Ù†ÙŽ
Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (Al Anfal:33)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :
ÙÂَأَخْبَرَ سÙÂبْØÂَانَه٠أَنَّه٠لَا ÙŠÙÂعـَذّÙÂب٠مÙÂسْتَغـْÙÂÙÂرًا؛ Ù„ÙÂأَنَّ الÙÂاسْتÙÂغـْÙÂَارَ يَمْØÂÙ€ÙÂÙˆ الـذَّنْبَ الَّـذÙÂيهـÙÂÙˆÙŽ سَبَب٠الْـعَذَابÙÂØŒ ÙÂَيَنْدَÙÂÙÂـع٠الْـعَذَابÙÂ
"Allah Ta'ala mengabarkan, bahwa Dia Ta'ala tidak akan mengazab orang yang beristighfar (memohon ampun dari dosa). Karena istighfar itu akan menghapus dosa yang dosa itu sendiri merupakan penyebab datangnya adzab, sehingga adzab itupun sirna dengan cepat."
(Sumber: Majmu' Al Fatawa 8/163-10/255)
Istighfar Yang Tercela
Berkata Yahya Bin Mu'adz rahimahullah :
كَمْ Ù…ÙÂنْ Ù…ÙÂسْتَغْÙÂÙÂر٠مَمْقÙÂوْت٠وَسَاكÙÂت٠مَرْØÂÙÂوْمÙÂ. هَذَا اسْتَغْÙÂَرَ وَقَلْبÙÂه٠ÙÂَاجÙÂر وَهَذَا سَكَتَ وَقَلْبÙÂه٠ذَاكÙÂرٌ
"Berapa banyak orang yang beristighfar yang dimurkai, dan orang yang diam yang dirahmati. Yang ini beristighfar dalam keadaan hatinya berbuat fajir, dan yang lain diam dalam keadaan hatinya berdzikir".
(Sumber: Lathaif Al-Ma'arif:449)
Yang dimaksud "dalam keadaan hatinya berbuat fajir" adalah hati yang menyimpang dari kebenaran, seperti seseorang yang tetap meniatkan dalam hati untuk berbuat dosa setelah beristighfar, atau beristighfar dengan disertai niat riya', dan yang semisalnya.
Perbanyaklah Istighfar di Waktu Sahur
(Waktu sahur menurut kesepakatan para ulama adalah di sepertiga akhir malam)
Allah Ta’ala berfirman:
ï»ÂَﺑÙÂﺎﻟْﺄَﺳْﺤَﺎïºÂ٠ﻫÙÂﻢْ ﻳَﺴْﺘَï»ÂÙ’ï»â€Ã™ÂﺮÙÂï»Âْﻥَ.
"Dan pada waktu sahur kebiasaan mereka meminta ampun kepada Allah."
(QS. Adz-Dzariyat: 18)
كانابنعمر يقوم الليل ويكثر منقيامه، ÙÂإذا جاء السØÂر وق٠عنالقراءة وأخذ ÙÂيالاستغÙÂار.
"Dahulu kebiasaan Abdullah bin Umar adalah mengerjakan shalat malam dan memperpanjang berdirinya, lalu ketika telah tiba waktu sahur maka beliau berhenti dari membaca al-Qur'an dan mulai istighfar."
(Hasan, diriwayatkan dalam kitab at-Tahajjud karya Ibnu Abid Dunya, No. 296)
Diantara Keutamaan Istighfar
Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
Ù…ÙŽÙ†Û¡ Ø£ÙŽØÂَبَّ Ø£ÙŽÙ†Û¡ تَسÙÂرَّه٠صَØÂÙÂÙŠÛ¡ÙÂَتÙÂÙ‡ÙÂØ› ÙÂÙŽÙ„Û¡ÙŠÙÂÙƒÛ¡Ø«ÙÂرۡ ÙÂÙÂيۡهَا Ù…ÙÂÙ†ÙŽ الۡاÙÂسْتÙÂغۡÙÂَارÙÂ
"Barangsiapa yang suka catatan amalnya akan menyenangkannya (di hari Kiamat nanti), maka hendaknya dia memperbanyak pada catatan amalnya tersebut istighfar."
(HR. Al-Bayhaqiy, dari Sahabat Az-Zubayr Ibnul 'Awwam, dihasankan oleh Syaikh Al-Albaniy di Shohih At-Targhib wat Tarhib no. 1619)
Maksudnya: barangsiapa yang ingin tatkala nanti di hari kiamat, ketika buku-buku catatan amalan para hamba dibagikan, ia ingin tatkala melihat buku catatan amalnya tersebut ia melihatnya dalam keadaan senang karena ia melihat banyaknya kebaikan dan sedikitnya kejelekan di catatan amalnya tersebut, maka hendaknya ia memperbanyak beristighfar ketika di dunia ini.
Perbanyaklah Istighfar
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Ø·ÙÂوْبَى ÙÂلمَنْ وَجَدَ ÙÂÙÂيصَØÂÙÂيْÙÂَتÙÂه٠اسْتÙÂغْÙÂَارًا ÙƒÙŽØ«ÙÂيْرًا.
"Sungguh beruntung seseorang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak"
(HR Ibnu Maajah No 3818, dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani Rahimahullah).
Baarokallahu fiikum..
Semoga Allah memberkahi kita semua. Aamiin