Istigfar Mencegah Terjadinya Adzab

Jumat, 31 Januari 2020
Penulis:

17021 kali dilihat

37 kali dibagikan

Allah Ta'ala berfirman:

ۚ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ مُعَذِّبَهمۡ وَهمۡ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ

Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun. (Al Anfal:33)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :

فَأَخْبَرَ سُبْحَانَهُ أَنَّهُ لَا يُعـَذِّبُ مُسْتَغـْفِرًا؛ لِأَنَّ الِاسْتِغـْفَارَ يَمْحـُو الـذَّنْبَ الَّـذِي هـُوَ سَبَبُ الْـعَذَابِ، فَيَنْدَفِـعُ الْـعَذَابُ

"Allah Ta'ala mengabarkan, bahwa Dia Ta'ala tidak akan mengazab orang yang beristighfar (memohon ampun dari dosa). Karena istighfar itu  akan menghapus dosa  yang dosa itu sendiri merupakan penyebab datangnya adzab, sehingga adzab itupun sirna dengan cepat."

(Sumber: Majmu' Al Fatawa 8/163-10/255)

Istighfar Yang Tercela

Berkata Yahya Bin Mu'adz rahimahullah :

كَمْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ مَمْقُوْتٍ وَسَاكِتٍ مَرْحُوْمٍ. هَذَا اسْتَغْفَرَ وَقَلْبُهُ فَاجِر وَهَذَا سَكَتَ وَقَلْبُهُ ذَاكِرٌ

 "Berapa banyak orang yang beristighfar yang dimurkai, dan orang yang diam yang dirahmati. Yang ini beristighfar dalam keadaan hatinya berbuat fajir, dan yang lain diam dalam keadaan hatinya berdzikir".

(Sumber: Lathaif Al-Ma'arif:449)

Yang dimaksud "dalam keadaan hatinya berbuat fajir" adalah hati yang menyimpang dari kebenaran, seperti seseorang yang tetap meniatkan dalam hati untuk berbuat dosa setelah beristighfar, atau beristighfar dengan disertai niat riya', dan yang semisalnya.

Perbanyaklah Istighfar di Waktu Sahur

(Waktu sahur menurut kesepakatan para ulama adalah di sepertiga akhir malam)

Allah Ta’ala berfirman:

ﻭَﺑِﺎﻟْﺄَﺳْﺤَﺎﺭِ ﻫُﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭْﻥَ.

"Dan pada waktu sahur kebiasaan mereka meminta ampun kepada Allah."
(QS. Adz-Dzariyat: 18)

كان ابن عمر يقوم الليل ويكثر من قيامه، فإذا جاء السحر وقف عن القراءة وأخذ في الاستغفار.

"Dahulu kebiasaan Abdullah bin Umar adalah mengerjakan shalat malam dan memperpanjang berdirinya, lalu ketika telah tiba waktu sahur maka beliau berhenti dari membaca al-Qur'an dan mulai istighfar."

(Hasan, diriwayatkan dalam kitab at-Tahajjud karya Ibnu Abid Dunya, No. 296)

Diantara Keutamaan Istighfar

Rasulullah shalallaahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنۡ أَحَبَّ أَنۡ تَسُرَّهُ صَحِيۡفَتُهُ؛ فَلۡيُكۡثِرۡ فِيۡهَا مِنَ الۡاِسْتِغۡفَارِ

"Barangsiapa yang suka catatan amalnya akan menyenangkannya (di hari Kiamat nanti), maka hendaknya dia memperbanyak pada catatan amalnya tersebut istighfar."

(HR. Al-Bayhaqiy, dari Sahabat Az-Zubayr Ibnul 'Awwam, dihasankan oleh Syaikh Al-Albaniy di Shohih At-Targhib wat Tarhib no. 1619)

Maksudnya: barangsiapa yang ingin tatkala nanti di hari kiamat, ketika buku-buku catatan amalan para hamba dibagikan, ia ingin tatkala melihat buku catatan amalnya tersebut ia melihatnya dalam keadaan senang karena ia melihat banyaknya kebaikan dan sedikitnya kejelekan di catatan amalnya tersebut, maka hendaknya ia memperbanyak beristighfar ketika di dunia ini.

Perbanyaklah Istighfar

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

طُوْبَى ِلمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيْفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيْرًا.

"Sungguh beruntung seseorang yang mendapati pada catatan amalnya istighfar yang banyak"

(HR Ibnu Maajah No 3818, dan dishahihkan oleh syaikh Al-Albani Rahimahullah).

Baarokallahu fiikum..
Semoga Allah memberkahi kita semua. Aamiin