Menulis Mengalir Bagai Air, Menyejukkan Jiwa Keabadian

Jumat, 31 Januari 2020
Penulis:

290 kali dilihat

60 kali dibagikan

Oleh : Puji Hastuti, S.Pd.I (Guru Kelas V MIN Bekasi)

Menulis merupakan proses menghayati bahwa kehidupan adalah getaran yang mengalir dan aliran yang bergetar dalam dekapan ruang dan laju sang waktu. Menulis bagai proses penghayatan kepada diri dan semesta secara berkesinambungan. Proses menulis memberikan pengaruh menumbuhkan semangat, memberi inspirasi, atau bahkan pembaca merasa terhibur dengan apa yang kita tulis.

Seorang penulis memiliki tekad yang kuat menghasilkan karya terbaiknya. Penulis yang baik tidak terkontaminasi, menolak ajakan provokatif karena ada kekhawatiran tidak akan membawa manfaat bagi orang lain. Karena satu huruf tulisan akan bernilai ajakan kebaikan yang tak ternilai harganya bagi para pembaca, penikmat tulisannya.

Menuangkan ide dalam tulisan, adalah mahakarya yang luar biasa. Ide-ide mengalir bagaikan air mengalir tanpa henti menuju muara. Sandungan yang datang tak hentikan langkah untuk terus menuangkan karya yang bermakna.

Menulis adalah panggilan jiwa, bukan keterpaksaan dan tidak juga bisa dipaksakan. Langkah-langkah yang seharusnya dipahami jangan dibiarkan berlalu. Kecermatan, ketelitian, keseriusan, peduli, memperbaiki kekurangan, siap menerima kritikan, taat aturan, adalah tuntutan yang harus kita cermati.

Berkarya dengan segenap jiwa, kesungguhan hati menebar ilmu, menambah pahala buat penulis,dan manfaat pada pembaca yang luar biasa. Keberhasilan menulis kita sendiri yang menentukan, harus punya motivasi yang kuat selalu mengikuti perkembangan menambah ilmu dan wawasan jangan sampai terhenti sebatas tercipta karya.

Menulis bukanlah suatu aktifitas untuk sekedar menuangkan ide-ide yang ada dalam pikiran saja. Akan tetapi bagaimana tulisan kita bisa diterima oleh pembaca. Bahkan pembaca mampu untuk menyerap pesan apa yang tersimpan dalam tulisan kita. Sehingga kesan pertama, pembaca bisa menyerap pesan yang ingin disampaikan penulis. Pembaca tidak menemukan kesalahan baik dari segi penulisan ataupun isinya. Hingga perlu adanya kecermatan dan kejelian dalam menulis.

Menulis mengalir dari hati yang tulus penuh keikhlasan. Tulisannya akan menjadi nafas bagi penulis yang profesional. Penulis yang baik akan selalu cermat dan peduli dengan keadaan sekitar, sekaligus mengajak ke arah kebaikan. Karenanya menulis yang dicontohkan master Eka sebagai pengampu kelas (sebuah kelas menulis online -red) selalu menjadi penulis yang peduli, tidak mudah menyerah, konsistensi dengan hasil tulisan. Menulis dan teruslah menulis sampai tutup usia.