Oleh: H. Ade Irawan, MM (Founder Haya Foundation)
Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober 2020 memang
terbilang khusus, karena dalam peringatan hari santri nasional tahun ini.
Negara Indonesia dan dunia tengah berjibaku melawan pandemic covid-19. Sebuah perjuangan
luar biasa, karena pandemic  ini telah
banyak menelan korban jiwa.
Kendati begitu, pelaksanaan hari santri di seantero NKRI tak
menyurutkan untuk memperingatinya. Selain dengan cara konvesional, berbagai
cara kreatif pun dilakukan melalui dunia maya, ya dengan berbagai pembuatan
tweebon, flyer, spanduk, dan berbagai media lainnya yang bisa dilakukan di
berbagai media social.
Esensinya, peringatan HSN tahun ini tetap berjalan sebagai
mana nilai-nilai ruhian jihad para pendahulu terciptanya resolusi jihad melawan
penjajah kala itu. Jika dulu, para pendahulu berjihad melawan para penjajah
maka saat ini, para penerusnya termasuk kita berjihad melawan sebuah wabah
penyakit.
Wabah yang tengah datatang ini, memang cukup luar biasa. Siapapun,
orang kaya, orang miskin, pejabat atau rakyat biasa, bahkan, kiyai dan santri
pun banyak yang telah terkena covid-19, maka sejalan dengan tema HSN tahun ini
Santri Sehat Indonesia kuat, menjadi pengingat bersama. Bahwa, pandemic ini
harus dilawan secara bersama dengan berbagai cara.
Berkaitan dengan kesehatan, kaum santri tentunya telah
banyak belajar bagaimana menjalani kehidupan secara sehat. Ya, pondok pesantren
tercinta selalu mengajarkan untuk hidup sehat, berpikiran postif dan belajar
ilmu dengan wara dan tekun bahkan disetiap aktivitas untuk tak lupa bersyukur
kepada sang khalik.
Perbanyak Rasa Syukur
Sesuai dengan Sunnah Nabi Muhammad SAW maka umat Islam
diajarkan untuk senantiasa mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan oleh
Allah SWT. Bahkan bisa dikatakan Kesehatan adalah nikmat Allah SWT yang
terbesar yang harus diterima manusia dengan rasa syukur, bisa dibayangkan
jika kesehatan diambil dari setiap
hambanya. Bentuk syukur terhadap nikmat Allah karena telah diberi nikmat kesehatan
adalah senantiasa menjaga kesehatan. Dan menjaga kesehatan ini pun menjadi
bagian ibadah setiap insan.
Firman Allah dalam Al Quran, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih†(Surah Ibrahim
[14]:7).
Kendati demikian, sebagai hamba yang shaleh harus juga
meyakini bahwa kesehatan dan sakit pun bagian dari sebuah takdir seorang hamba
yang bisa dating dan pergi kapanpun. Meski sudah berperilaku sehat, apabila
Allah mentakdirkan ia sakit maka seseorang akan menderita kesakitan. Apabila
seseorang ditakdirkan oleh Allah untuk sehat maka sehatlah dia.
Janji Allah SWT dalam Surah Asy Syu’araa’ [26]: 78 – 82: “(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku,
Maka Dialah yang menunjuki Aku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum
kepadaKu. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku. Dan yang akan
mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). Dan yang amat
kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamatâ€Â.
Dua hal itu tentunya, harus lebih
membuat keimanan seorang muslim meningkat terutama seorang santri yang dituntut
dan dibina agar menjadi seorang hamba yang shaleh dan tabah. Ujian apapun baik
nikmat sehat dan sakit menjadi sebuah ujian yang mesti dihadapi, berdasarkan
Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi SAW bersabda: “Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila
obatnya itu digunakan untuk mengobatinya, maka dapat memperoleh kesembuhan atas
izin Allah SWT†(HR. Muslim).  Bahkan
Allah SWT tidak akan menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obatnya,
sebagaimana hadis yang diriwayatkan olehÂÂ
Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda: “Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnyaâ€Â
(HR Bukhari).
Dalam kesempatan yang baik ini, tepat 22 Oktober sebagai HSN
marilah kita semua memaknai semua entitas yang terjadi, termasuk adanya wabah
pendemi covid-19 ini. Sebagai seorang santri atau siapapun sejatinya, menjaga kesehatan
dengan apa yang sudah dianjurkan baik secara syariat agama islam melalui ilmu
fiqiyah nya maupun melalui himbauan pemerintah agar tetap menjaga protocol kesehatan
dengan konsisten sebagai bentuk jihad menjaga masyarakat Indonesia untuk bisa
keluar dari wabah yang saat ini terjadi.
Menyitir dari mars lagi HSN “Resolusi jihad panggilan jiwa
Santri dan ulama tetap setia Berkorban pertahankan Indonesia, … Hari santri,
hari santri, hari santri… hari santri bukti cinta pada negeri, Ridho dan rahmat
dari Ilahi, NKRI harga mati..†Mari kita buktikan bahwa santri Indonesia bisa
berjihad kembali dengan kondisi kekinian dan membuktikan sebagai waraga Negara yang cinta akan
negaranya melawan wabah pandemic covid-19. Selamat hari santri, Santri Sehat Indonesia
kuat. (*)