Kekuatan santri Ditengah Pandemi, Santri Sehat Indonesia Kuat

Kamis, 22 Oktober 2020
Penulis:

269 kali dilihat

37 kali dibagikan

Oleh: H. Ade Irawan, MM (Founder Haya Foundation)

Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober 2020 memang terbilang khusus, karena dalam peringatan hari santri nasional tahun ini. Negara Indonesia dan dunia tengah berjibaku melawan pandemic covid-19. Sebuah perjuangan luar biasa, karena pandemic  ini telah banyak menelan korban jiwa.

Kendati begitu, pelaksanaan hari santri di seantero NKRI tak menyurutkan untuk memperingatinya. Selain dengan cara konvesional, berbagai cara kreatif pun dilakukan melalui dunia maya, ya dengan berbagai pembuatan tweebon, flyer, spanduk, dan berbagai media lainnya yang bisa dilakukan di berbagai media social.

Esensinya, peringatan HSN tahun ini tetap berjalan sebagai mana nilai-nilai ruhian jihad para pendahulu terciptanya resolusi jihad melawan penjajah kala itu. Jika dulu, para pendahulu berjihad melawan para penjajah maka saat ini, para penerusnya termasuk kita berjihad melawan sebuah wabah penyakit.

Wabah yang tengah datatang ini, memang cukup luar biasa. Siapapun, orang kaya, orang miskin, pejabat atau rakyat biasa, bahkan, kiyai dan santri pun banyak yang telah terkena covid-19, maka sejalan dengan tema HSN tahun ini Santri Sehat Indonesia kuat, menjadi pengingat bersama. Bahwa, pandemic ini harus dilawan secara bersama dengan berbagai cara.

Berkaitan dengan kesehatan, kaum santri tentunya telah banyak belajar bagaimana menjalani kehidupan secara sehat. Ya, pondok pesantren tercinta selalu mengajarkan untuk hidup sehat, berpikiran postif dan belajar ilmu dengan wara dan tekun bahkan disetiap aktivitas untuk tak lupa bersyukur kepada sang khalik.

Perbanyak Rasa Syukur

Sesuai dengan Sunnah Nabi Muhammad SAW maka umat Islam diajarkan untuk senantiasa mensyukuri nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah SWT. Bahkan bisa dikatakan Kesehatan adalah nikmat Allah SWT yang terbesar yang harus diterima manusia dengan rasa syukur, bisa dibayangkan jika  kesehatan diambil dari setiap hambanya. Bentuk syukur terhadap nikmat Allah karena telah diberi nikmat kesehatan adalah senantiasa menjaga kesehatan. Dan menjaga kesehatan ini pun menjadi bagian ibadah setiap insan.

Firman Allah dalam Al Quran, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Surah Ibrahim [14]:7).

Kendati demikian, sebagai hamba yang shaleh harus juga meyakini bahwa kesehatan dan sakit pun bagian dari sebuah takdir seorang hamba yang bisa dating dan pergi kapanpun. Meski sudah berperilaku sehat, apabila Allah mentakdirkan ia sakit maka seseorang akan menderita kesakitan. Apabila seseorang ditakdirkan oleh Allah untuk sehat maka sehatlah dia.

Janji Allah SWT dalam Surah Asy Syu’araa’ [26]: 78 – 82: “(Yaitu Tuhan) yang telah menciptakan Aku, Maka Dialah yang menunjuki Aku. Dan Tuhanku, yang Dia memberi Makan dan minum kepadaKu. Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku. Dan yang akan mematikan Aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”.

Dua hal itu tentunya, harus lebih membuat keimanan seorang muslim meningkat terutama seorang santri yang dituntut dan dibina agar menjadi seorang hamba yang shaleh dan tabah. Ujian apapun baik nikmat sehat dan sakit menjadi sebuah ujian yang mesti dihadapi, berdasarkan Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Jabir dari Nabi SAW bersabda: “Setiap penyakit pasti ada obatnya, apabila obatnya itu digunakan untuk mengobatinya, maka dapat memperoleh kesembuhan atas izin Allah SWT” (HR. Muslim).  Bahkan Allah SWT tidak akan menurunkan penyakit kecuali juga menurunkan obatnya, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh  Abu Hurairah RA dari Nabi SAW bersabda: “Allah SWT tidak menurunkan sakit, kecuali juga menurunkan obatnya” (HR  Bukhari).

Dalam kesempatan yang baik ini, tepat 22 Oktober sebagai HSN marilah kita semua memaknai semua entitas yang terjadi, termasuk adanya wabah pendemi covid-19 ini. Sebagai seorang santri atau siapapun sejatinya, menjaga kesehatan dengan apa yang sudah dianjurkan baik secara syariat agama islam melalui ilmu fiqiyah nya maupun melalui himbauan pemerintah agar tetap menjaga protocol kesehatan dengan konsisten sebagai bentuk jihad menjaga masyarakat Indonesia untuk bisa keluar dari wabah yang saat ini terjadi.

Menyitir dari mars lagi HSN “Resolusi jihad panggilan jiwa Santri dan ulama tetap setia Berkorban pertahankan Indonesia, … Hari santri, hari santri, hari santri… hari santri bukti cinta pada negeri, Ridho dan rahmat dari Ilahi, NKRI harga mati..” Mari kita buktikan bahwa santri Indonesia bisa berjihad kembali dengan kondisi kekinian dan membuktikan sebagai waraga Negara yang cinta akan negaranya melawan wabah pandemic covid-19. Selamat hari santri, Santri Sehat Indonesia kuat. (*)