Oleh : Mahdi
Penyuluh Agama Islam Kec. Cimalaka Kab. Sumedang
الْØÂَمْد٠لÙÂلَّه٠رَبÙÂÙ‘ الْعَالَمÙÂينَ، وَبÙÂه٠نَسْتَعÙÂيْن٠عَلَى Ø£ÙÂÙ…ÙÂور٠الدÙÂّنْيَا وَالدÙÂّينÙÂØŒ وَالصَّلاَة٠وَالسَّلاَم٠عَلىَ أَشْرَÙÂ٠الـمÙÂرْسَلÙÂينَ وَعَلىَ آلÙÂه٠وَصَØÂْبÙÂه٠أَجْـمَـعÙÂينَ، أَمَّا بَعْدÙÂ
Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya waddiin. Wassholatu wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa’alaa aalihi wa sohbihi ajma’iin. Amma ba’du.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang telah memberikan berbagai kenikmatan bagi kita, dan sepatutnyalah kita bersyukur kepada-Nya. Bersyukur dengan melaksanakan segala yang diperintahkan dan menjauhi dari perbuatan yang didilarang-Nya. Sebagai hamba yang beriman dengan menjalankan ketakwaan kepada Yang Mahaesa, kepada Yang Maharahman dan Maharahim, Yang Mahakaya dan Mahaadil, Mahabijaksana Allah SWT.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepatnya, sekarang ini kita sedang menghadapi bulan Ramadhan. Dan sebentar lagi akan memasuki babak terakhir di periode ketiga. Bulan yang penuh rahmat dan ampunan beralih ke periode itkum mina nar. Ramadhan adalah bulan yang menjauhkan kita dari api neraka. Karena dengan beramal di bulan ramadhan nilai amal ibadah ditingkatkan.
Terdapat beberapa ayat yang jelas dan tegas di dalam Al-Qur'an yang mulia, yang memerintahkan, berzakat dan sholat (Idul Fitri) sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah SWT, sekaligus menerangkan tata cara pelaksanaannya sebagaimana dalil-dalil baik yang ada dalam Al-Qur'an maupun hadits Nabi Saw.
Dalam Al-Qur'an disebutkan :
وَاَ Ù‚ÙÂيْمÙÂواالصَّلٰوةَ وَاٰ تÙÂواالزَّكٰوةَ وَا رْكَعÙÂوْا مَعَ الرّٰكÙÂعÙÂيْنَ
"Dan laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 43).
Dalam tafsir Kitab Jalalain karya  Imam Jalaluddin disebutkan makna dari surat Al-Baqarah ayat 43
“Dan dirikanlah salat, bayarkan zakat dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk) artinya salatlah bersama Muhammad dan para sahabatnya. Lalu Allah Taala menunjukkan kepada para ulama mereka yang pernah memesankan kepada kaum kerabat mereka yang masuk Islam, “Tetaplah kalian dalam agama Muhammad, karena ia adalah agama yang benar!â€Â
Disebutkan juga dalam ayat lainnya pada QS. Al-Baqarah 2: Ayat 177
لَيْسَ الْبÙÂرَّ اَنْ تÙÂوَلّÙÂوْا ÙˆÙÂجÙÂوْهَكÙÂمْ Ù‚ÙÂبَلَ الْمَشْرÙÂق٠وَ الْمَغْرÙÂب٠وَلٰـكÙÂنَّ الْبÙÂرَّ مَنْ اٰمَنَ بÙÂا للّٰه٠وَا لْيَوْم٠الْاٰ Ø®ÙÂر٠وَا لْمَلٰٓئÙÂکَة٠وَا لْكÙÂتٰب٠وَا لنَّبÙÂيّٖنَ ۚ وَاٰ تَى الْمَا Ù„ÙŽ عَلٰى ØÂÙÂبّÙÂهٖ Ø°ÙŽÙˆÙÂÙ‰ الْقÙÂرْبٰى وَا لْيَتٰمٰى وَا لْمَسٰكÙÂيْنَ وَا بْنَ السَّبÙÂيْلÙÂ ۙ وَا لسَّآئÙÂÙ„ÙÂيْنَ ÙˆÙŽÙÂÙÂÙ‰ الرّÙÂقَا بÙÂ ۚ وَاَ قَا Ù…ÙŽ الصَّلٰوةَ وَاٰ تَى الزَّکٰوةَ ۚ وَا لْمÙÂوْÙÂÙÂوْنَ بÙÂعَهْدÙÂÙ‡ÙÂمْ اÙÂذَا عٰهَدÙÂوْا ۚ وَا لصّٰبÙÂرÙÂيْنَ ÙÂÙÂÙ‰ الْبَأْسَآء٠وَا لضَّرَّآء٠وَØÂÙÂيْنَ الْبَأْسÙÂ ۗ اÙÂولٰٓئÙÂÙƒÙŽ الَّذÙÂيْنَ صَدَقÙÂوْا ۗ وَا٠ولٰٓئÙÂÙƒÙŽ Ù‡ÙÂم٠الْمÙÂتَّقÙÂوْنَ
"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 177)
Demikian pula ada beberapa hadits menerangkan sebagai berikut :
1. Kewajiban Membayar Zakat Fitrah
 ØÂَدَّثَنَا عÙÂقْبَة٠بْن٠مÙÂكْرَم٠الْبَصْرÙÂيّ٠ØÂَدَّثَنَا سَالÙÂم٠بْن٠نÙÂÙˆØÂ٠عَنْ ابْن٠جÙÂرَيْج٠عَنْ عَمْرÙÂÙˆ بْن٠شÙÂعَيْب٠عَنْ أَبÙÂيه٠عَنْ جَدّÙÂÙ‡ÙÂ
أَنَّ النَّبÙÂيَّ صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ بَعَثَ Ù…ÙÂنَادÙÂيًا ÙÂÙÂÙŠÙÂÙÂجَاج٠مَكَّةَ أَلَا Ø¥ÙÂنَّ صَدَقَةَ الْÙÂÙÂطْر٠وَاجÙÂبَةٌ عَلَى ÙƒÙÂلّ٠مÙÂسْلÙÂم٠ذَكَر٠أَوْ Ø£ÙÂنْثَى ØÂÙÂرّ٠أَوْ عَبْد٠صَغÙÂير٠أَوْ كَبÙÂير٠مÙÂدَّان٠مÙÂنْ قَمْØÂ٠أَوْ سÙÂوَاه٠صَاعٌ Ù…ÙÂنْ طَعَامÙÂ
قَالَ أَبÙÂÙˆ عÙÂيسَى هَذَا ØÂَدÙÂيثٌ ØÂَسَنٌ غَرÙÂيبٌ وَرَوَى عÙÂمَر٠بْن٠هَارÙÂونَ هَذَا الْØÂَدÙÂيثَ عَنْ ابْن٠جÙÂرَيْج٠وَقَالَ عَنْ الْعَبَّاس٠بْن٠مÙÂينَاءَ عَنْ النَّبÙÂيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙÂَذَكَرَ بَعْضَ هَذَا الْØÂَدÙÂيث٠ØÂَدَّثَنَا جَارÙÂود٠ØÂَدَّثَنَا عÙÂمَر٠بْن٠هَارÙÂونَ هَذَا الْØÂَدÙÂيثَ
Telah menceritakan kepada kami ['Uqbah bin Mukram Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Salim bin Nuh] dari [Ibnu Juraij] dari [Amru bin Syu'aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam mengutus seseorang untuk mengumumkan di lorong-lorong kota Makkah bahwa zakat fitrah hukumnya wajib bagi setiap muslim baik itu laki-laki atau wanita, merdeka atau budak, tua atau muda, sebesar dua mud dari gandum atau satu sha' dari makanan selainnya." Abu 'Isa berkata, Ini adalah hadits hasan gharib, dan [Umar bin Harun] meriwayatkan hadits ini dari [Ibnu Juraij], dia berkata dari [Abbas bin Mina'] dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam, maka dia menyebutkan sebagian hadits ini, telah menceritakan kepada kami [Jarud], telah menceritakan kepada kami [Umar bin Harun] seperti hadits ini.
2. Orang-orang yang wajib zakat fitrah
ØÂَدَّثَنَا Ù‚ÙÂتَيْبَة٠ØÂَدَّثَنَا ØÂَمَّاد٠بْن٠زَيْد٠عَنْ أَيّÙÂوبَ عَنْ نَاÙÂÙÂع٠عَنْ ابْن٠عÙÂمَرَ قَالَ
ÙÂَرَضَ رَسÙÂول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ صَدَقَةَ الْÙÂÙÂطْر٠عَلَى الذَّكَر٠وَالْأÙÂنْثَى وَالْØÂÙÂرّ٠وَالْمَمْلÙÂوك٠صَاعًا Ù…ÙÂنْ تَمْر٠أَوْ صَاعًا Ù…ÙÂنْ شَعÙÂير٠قَالَ ÙÂَعَدَلَ النَّاس٠إÙÂÙ„ÙŽÙ‰ Ù†ÙÂصْÙÂ٠صَاع٠مÙÂنْ بÙÂرّÙÂ
قَالَ أَبÙÂÙˆ عÙÂيسَى هَذَا ØÂَدÙÂيثٌ ØÂَسَنٌ صَØÂÙÂÙŠØÂÙŒ ÙˆÙŽÙÂÙÂيالْبَاب عَنْ أَبÙÂيسَعÙÂيد٠وَابْن٠عَبَّاس٠وَجَدّ٠الْØÂَارÙÂث٠بْن٠عَبْد٠الرَّØÂْمَن٠بْن٠أَبÙÂيذÙÂبَاب٠وَثَعْلَبَةَ بْن٠أَبÙÂيصÙÂعَيْر٠وَعَبْد٠اللَّه٠بْن٠عَمْرÙÂ
Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Ayyub] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] dia berkata, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam telah mewajibkan untuk membayar zakat fitrah kepada setiap muslim laki-laki atau perempuan, orang yang merdeka atau hamba sahaya sebesar satu sha' dari karma atau gandum, dia (Ibnu Umar) berkata, kemudian manusia menakarnya dengan hanya membayar setengah sha' dari gandum. Abu 'Isa berkata, Ini merupakan hadits hasan shahih, dalam bab ini (ada juga riwayat -pent) dari Abu Sa'id, Ibnu Abbas dan kakeknya Harits bin Abdurrahman bin Abu Dzubab, Tsa'labah bin Abu Su'air serta Abdullah bin Amru.
3. Ukuran atau takaran zakat fitrah
ØÂَدَّثَنَا Ù‚ÙÂتَيْبَة٠ØÂَدَّثَنَا ØÂَمَّاد٠بْن٠زَيْد٠عَنْ أَيّÙÂوبَ عَنْ نَاÙÂÙÂع٠عَنْ ابْن٠عÙÂمَرَ قَالَ
ÙÂَرَضَ رَسÙÂول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ صَدَقَةَ الْÙÂÙÂطْر٠عَلَى الذَّكَر٠وَالْأÙÂنْثَى وَالْØÂÙÂرّ٠وَالْمَمْلÙÂوك٠صَاعًا Ù…ÙÂنْ تَمْر٠أَوْ صَاعًا Ù…ÙÂنْ شَعÙÂير٠قَالَ ÙÂَعَدَلَ النَّاس٠إÙÂÙ„ÙŽÙ‰ Ù†ÙÂصْÙÂ٠صَاع٠مÙÂنْ بÙÂرّÙÂ
قَالَ أَبÙÂÙˆ عÙÂيسَى هَذَا ØÂَدÙÂيثٌ ØÂَسَنٌ صَØÂÙÂÙŠØÂÙŒ ÙˆÙŽÙÂÙÂيالْبَاب عَنْ أَبÙÂيسَعÙÂيد٠وَابْن٠عَبَّاس٠وَجَدّ٠الْØÂَارÙÂث٠بْن٠عَبْد٠الرَّØÂْمَن٠بْن٠أَبÙÂيذÙÂبَاب٠وَثَعْلَبَةَ بْن٠أَبÙÂيصÙÂعَيْر٠وَعَبْد٠اللَّه٠بْن٠عَمْرÙÂÙˆ
ØÂَدَّثَنَا Ù…ÙŽØÂْمÙÂود٠بْن٠غَيْلَانَ ØÂَدَّثَنَا ÙˆÙŽÙƒÙÂيعٌ عَنْ سÙÂÙÂْيَانَ عَنْ زَيْد٠بْن٠أَسْلَمَ عَنْ عÙÂيَاض٠بْن٠عَبْد٠اللَّه٠عَنْ أَبÙÂيسَعÙÂيد٠الْخÙÂدْرÙÂيّÙÂ
ÙƒÙÂنَّا Ù†ÙÂخْرÙÂج٠زَكَاةَ الْÙÂÙÂطْر٠إÙÂذْ كَانَ ÙÂÙÂينَا رَسÙÂول٠اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ صَاعًا Ù…ÙÂنْ طَعَام٠أَوْ صَاعًا Ù…ÙÂنْ شَعÙÂير٠أَوْ صَاعًا Ù…ÙÂنْ تَمْر٠أَوْ صَاعًا Ù…ÙÂنْ زَبÙÂيب٠أَوْ صَاعًا Ù…ÙÂنْ Ø£ÙŽÙ‚ÙÂط٠ÙÂَلَمْ نَزَلْ Ù†ÙÂخْرÙÂجÙÂه٠ØÂَتَّى قَدÙÂÙ…ÙŽ Ù…ÙÂعَاوÙÂيَة٠الْمَدÙÂينَةَ ÙÂَتَكَلَّمَ ÙÂَكَانَ ÙÂÙÂيمَا كَلَّمَ بÙÂه٠النَّاسَ Ø¥ÙÂنّÙÂيلَأَرَى Ù…ÙÂدَّيْن٠مÙÂنْ سَمْرَاء٠الشَّام٠تَعْدÙÂل٠صَاعًا Ù…ÙÂنْ تَمْرÙÂ
قَالَ ÙÂَأَخَذَ النَّاس٠بÙÂØ°ÙŽÙ„ÙÂÙƒÙŽ قَالَ أَبÙÂÙˆ سَعÙÂيد٠ÙÂَلَا أَزَال٠أÙÂخْرÙÂجÙÂه٠كَمَا ÙƒÙÂنْت٠أÙÂخْرÙÂجÙÂه٠قَالَ أَبÙÂÙˆ عÙÂيسَى هَذَا ØÂَدÙÂيثٌ ØÂَسَنٌ صَØÂÙÂÙŠØÂÙŒ وَالْعَمَل٠عَلَى هَذَا عÙÂنْدَ بَعْض٠أَهْل٠الْعÙÂلْم٠يَرَوْنَ Ù…ÙÂنْ ÙƒÙÂلّ٠شَيْء٠صَاعًا ÙˆÙŽÙ‡ÙÂÙˆÙŽ قَوْل٠الشَّاÙÂÙÂعÙÂيّ٠وَأَØÂْمَدَ ÙˆÙŽØ¥ÙÂسْØÂÙŽÙ‚ÙŽ Ùˆ قَالَ بَعْض٠أَهْل٠الْعÙÂلْم٠مÙÂنْ أَصْØÂَاب٠النَّبÙÂيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ وَغَيْرÙÂÙ‡ÙÂمْ Ù…ÙÂنْ ÙƒÙÂلّ٠شَيْء٠صَاعٌ Ø¥ÙÂلَّا Ù…ÙÂنْ الْبÙÂرّ٠ÙÂÙŽØ¥ÙÂنَّه٠يÙÂجْزÙÂئ٠نÙÂصْÙÂ٠صَاع٠وَهÙÂÙˆÙŽ قَوْل٠سÙÂÙÂْيَانَ الثَّوْرÙÂيّ٠وَابْن٠الْمÙÂبَارَك٠وَأَهْل٠الْكÙÂÙˆÙÂَة٠يَرَوْنَ Ù†ÙÂصْÙÂÙŽ صَاع٠مÙÂنْ بÙÂرّÙÂ
Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Waki'] dari [Sufyan] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Iyadl bin Abdullah] dari [Abu Sa'id Al Khudri] bahwa pada zaman Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam kami mengeluarkan zakat fitrah sebesar satu sha' dari makanan atau dari gandum, atau kurma, atau anggur kering, atau aqith, hal ini terus berlangsung sampai datangnya Mu'awiyah ke Madinah dan berkhutbah di hadapan manusia, diantara isi khutbahnya, Saya berpendapat bahwa dua mud gandum syam sama dengan satu sha' kurma dalam zakat fithrah. kemudian manusia memilih pendapatnya Mu'awyah, namun saya tetap mengeluarkannya satu sha' seperti dahulu. Abu 'Isa berkata, ini merupakan hadits hasan shahih dan diamalkan oleh sebagian ulama seperti Syafi'i, Ahmad dan Ishaq. Sebagian para ulama dari kalangan sahabat Nabi Shalallahu 'alaihi wa salam dan yang lainnya berpendapat bahwa setiap makanan (zakatnya) satu sha', kecuali gandum yang hanya setengah sha', ini adalah perkataan Sufyan Ats Tsauri dan Abdullah bin Al Mubarak dan penduduk Kufah berpendapat bahwa zakat fitrah sebesar setengah sha' dari gandum.
Hadits semakna sebagai berikut :
ØÂَدَّثَنَا Ø¥ÙÂسْØÂَق٠بْن٠مÙÂوسَى الْأَنْصَارÙÂيّ٠ØÂَدَّثَنَا مَعْنٌ ØÂَدَّثَنَا مَالÙÂÙƒÙŒ عَنْ نَاÙÂÙÂع٠عَنْ عَبْد٠اللَّه٠بْن٠عÙÂمَرَ
أَنَّ رَسÙÂولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ ÙÂَرَضَ زَكَاةَ الْÙÂÙÂطْر٠مÙÂنْ رَمَضَانَ صَاعًا Ù…ÙÂنْ تَمْر٠أَوْ صَاعًا Ù…ÙÂنْ شَعÙÂير٠عَلَى ÙƒÙÂلّ٠ØÂÙÂرّ٠أَوْ عَبْد٠ذَكَر٠أَوْ Ø£ÙÂنْثَى Ù…ÙÂنْ الْمÙÂسْلÙÂÙ…ÙÂينَ
قَالَ أَبÙÂÙˆ عÙÂيسَى ØÂَدÙÂيث٠ابْن٠عÙÂمَرَ ØÂَدÙÂيثٌ ØÂَسَنٌ صَØÂÙÂÙŠØÂÙŒ وَرَوَى مَالÙÂÙƒÙŒ عَنْ نَاÙÂÙÂع٠عَنْ ابْن٠عÙÂمَرَ عَنْ النَّبÙÂيّ٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ Ù†ÙŽØÂْوَ ØÂَدÙÂيث٠أَيّÙÂوبَ وَزَادَ ÙÂÙÂيه٠مÙÂنْ الْمÙÂسْلÙÂÙ…ÙÂينَ وَرَوَاه٠غَيْر٠وَاØÂÙÂد٠عَنْ نَاÙÂÙÂع٠وَلَمْ يَذْكÙÂرْ ÙÂÙÂيه٠مÙÂنْ الْمÙÂسْلÙÂÙ…ÙÂينَ وَاخْتَلَÙÂÙŽ أَهْل٠الْعÙÂلْم٠ÙÂÙÂيهَذَا ÙÂَقَالَ بَعْضÙÂÙ‡ÙÂمْ Ø¥ÙÂذَا كَانَ Ù„ÙÂلرَّجÙÂل٠عَبÙÂيدٌ غَيْر٠مÙÂسْلÙÂÙ…ÙÂينَ لَمْ ÙŠÙÂؤَدّ٠عَنْهÙÂمْ صَدَقَةَ الْÙÂÙÂطْر٠وَهÙÂÙˆÙŽ قَوْل٠مَالÙÂك٠وَالشَّاÙÂÙÂعÙÂيّ٠وَأَØÂْمَدَ Ùˆ قَالَ بَعْضÙÂÙ‡ÙÂمْ ÙŠÙÂؤَدّÙÂيعَنْهÙÂمْ ÙˆÙŽØ¥ÙÂنْ كَانÙÂوا غَيْرَ Ù…ÙÂسْلÙÂÙ…ÙÂينَ ÙˆÙŽÙ‡ÙÂÙˆÙŽ قَوْل٠الثَّوْرÙÂيّ٠وَابْن٠الْمÙÂبَارَك٠وَإÙÂسْØÂÙŽÙ‚ÙŽ
Telah mencetitakan kepada kami [Ishaq bin Musa Al Anshari] telah menceritakan kepada kami [Ma'n] telah menceritakan kepada kami [Malik] dari [Nafi'] dari [Abdullah bin Umar] bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam mewajibkan untuk membayar zakat fitrah pada bulan Ramadlan sebesar satu sha' dari kurma atau dari gandum atas setiap orang merdeka atau budak baik laki-laki maupun perempuan dari kaum muslimin. Abu 'Isa berkata, hadits Ibnu Umar adalah hadits hasan shahih. Malik meriwayatkan dari Nafi' dari Ibnu Umar dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam seperti hadits Ayyub dengan tambahan "Dari kaum muslimin", Namun banyak perawi yang meriwayatkan hadits ini dari Nafi' tanpa kalimat "Dari kaum muslimin". Oleh karena itu para ulama berselisih pendapat dalam masalah ini, sebagian dari mereka berkata, Jika seseorang memiliki budak-budak kafir maka tidak wajib baginya membayar zakat fitrah mereka, ini adalah pendapat Imam Malik, Syafi'i, dan Ahmad. Dan sebagian yang lain berkata, wajibnya seseorang membayar zakat fitrah budak-budak mereka walaupun mereka dari kalangan non muslim, ini adalah pendapat Imam Ats Tsauri, Ibnul Al Mubarak dan Ishak.
4. Waktu membayar zakat fitrah
ØÂَدَّثَنَا Ù…ÙÂسْلÙÂم٠بْن٠عَمْرÙÂÙˆ بْن٠مÙÂسْلÙÂم٠أَبÙÂÙˆ عَمْرÙÂÙˆ الْØÂَذَّاء٠الْمَدَنÙÂيّ٠ØÂَدَّثَنÙÂيعَبْد٠اللَّه٠بْن٠نَاÙÂÙÂع٠الصَّائÙÂغ٠عَنْ ابْن٠أَبÙÂيالزّÙÂنَاد٠عَنْ Ù…ÙÂوسَى بْن٠عÙÂقْبَةَ عَنْ نَاÙÂÙÂع٠عَنْ ابْن٠عÙÂمَرَ
أَنَّ رَسÙÂولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ كَانَ يَأْمÙÂر٠بÙÂØ¥ÙÂخْرَاج٠الزَّكَاة٠قَبْلَ الْغÙÂدÙÂوّ٠لÙÂلصَّلَاة٠يَوْمَ الْÙÂÙÂطْرÙÂ
قَالَ أَبÙÂÙˆ عÙÂيسَى هَذَا ØÂَدÙÂيثٌ ØÂَسَنٌ صَØÂÙÂÙŠØÂÙŒ غَرÙÂيبٌ ÙˆÙŽÙ‡ÙÂÙˆÙŽ الَّذÙÂييَسْتَØÂÙÂبّÙÂه٠أَهْل٠الْعÙÂلْم٠أَنْ ÙŠÙÂخْرÙÂجَ الرَّجÙÂل٠صَدَقَةَ الْÙÂÙÂطْر٠قَبْلَ الْغÙÂدÙÂوّ٠إÙÂÙ„ÙŽÙ‰ الصَّلَاةÙÂ
Telah menceritakan kepada kami [Muslim bin Amru bin Muslim Abu Amru Al Khaddza' Al Madani] telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Nafi' As Sha`igh] dari [Ibnu Abu Zannad] dari [Musa bin Uqbah] dari [Nafi'] dari [Ibnu Umar] bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk membayar zakat fitrah sebelum berangkat (ke tempat shalat) pada hari raya idul fitri. Abu 'Isa berkata, ini merupakan hadits hasan shahih gharib, atas dasar ini para ulama lebih menganjurkan untuk membayar zakat fitrah sebelum berangkat shalat.
Demikian beberapa keterangan yang menjadi rujukan kita dalam melakukan kewajiban mengeluarkan zakat fitrah. Semoga kita semua diberi kesempatan dan rizki untuk menunaikan  ibadah berzakat fitrah dan shalat Idul Fitri 1 Syawal tahun ini, Aamiin Yaa Robbal Alamin.