Statistisi Muda pada Bagian Data, Sistem Informasi, dan Hubungan Masyarakat
Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama
Wabah pandemi covid-19 telah meluluh lantakan kehidupan dunia. Di
Indonesia, sektor yang turut merasakan dampak pandemi covid-19 adalah sektor
perekonomian, pendidikan, dll. Badan Pusat Statistik mengumumkan ekonomi Indonesia
tumbuh 2,97% (year on year) pada kuartal pertama 2020. Angka itu menunjukkan pada
triwulan I tahun 2020, ekonomi ini mengalami perlambatan yang sangat dalam.
Bappenas mencatat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mencapai angka 2 juta – 3,7
juta orang. Sebanyak 6800 mall dan restoran ditutup dan 200.000 pekerjanya di
PHK. Untuk sektor pendidikan, kegiatan belajar mengajar di rubah dengan
diberlakukannya sistem Study From Home (SFH), bahkan wisuda sekalipun dirubah
dengan sistem wisuda online. Sektor kuliner berubah di ganti dengan kuliner
sistem online, tidak ada lagi sistem kuliner on the spot atau makan di tempat.
Itulah deretan sistem kehidupan yang berubah diakibatkan dampak wabah pandemi
covid-19.
Namun wabah pandemi covid-19 diyakini akan berakhir dan kehidupan dunia akan
kembali pada keadaan normal. Ada banyak prediksi, SUTD (Singapore University
Technology and Design) memprediksi, di Indonesia wabah pandemi covid-19 akan
berakhir pada bulan Oktober 2020. Akan tetapi dampaknya akan tetap terasa satu
atau dua tahun ke depan. Normal era di berbagai sistem kehidupan akan berlaku,
dengan memanfaatkan teknologi informasi, kegiatan yang bersifat tatap muka akan
semakin dikurangi.
Begitupun untuk sektor pendidikan kegiatan pembelajaran tatap muka
diganti dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ), aktivitas akademis lain tetap
berjalan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dengan segala kelebihan dan
kekurangannya sektor pendidikan akan dituntut (dipaksa) untuk menyesuaikan diri
dengan dampak wabah pandemi covid-19 ini. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),
aktivitas akademis online (tugas, ujian, seremoni pendidikan, dll) tentu
menuntut kompetensi digital. kompetensi digital ini juga harus dimiliki oleh
seluruh civitas akademis khususnya dosen/guru dan mahasiswa/siswa dengan
berbagai level pemahaman.
Dalam menghadapi wabah pandemi covid-19 dan menghadapi era digitalisasi,
seorang dosen/guru harus mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi. untuk
menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing tinggi dan siap berkompetisi
dibutuhkan dosen/guru yang memiliki kompetensi inti keilmuan (core competence)
yang kuat, mempunyai soft skill, critical thinking, kreatif, komunikatif dan
mampu berkolaborasi yang baik dengan mahasiswa/siswa. Dengan Dosen/guru yang
memilki kompetensi digital akan mampu menghasilkan siswa/mahasiswa yang juga
mempunyai kompetensi digital.
Kompetensi digital akan semakin mempermudah dalam beraktivitas. Dan yang dianggap akan mampu melalui dampak wabah ini adalah insan yang memiliki kompetensi digital yang dikolaborasikan dengan leadership yang memberikan bimbingan pencerahan kehidupan pendidikan.
Editor : Tri Budiono