Oleh :
Drs. Asep Naja Somantri
(Pranata
Humas Madya Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Barat)
Partai NU
Nahdlatul Ulama adalah sebutan kata yang berasal dari bahasa Arab : نَهْضَةÙÂ
الْعÙÂلَمَاءْ ‎; terjemah dari "Kebangkitan  Ulama " ) atau
disingkat  NU . Sebutan NU telah terkenal sebagai
organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan di Dunia. NU
juga   pernah menjadi  partai politik  di masa orde lama. (Sumber wikipedia.org.)
Jumlah anggota NU tercatat   berkisar 40 juta di tahun
2013 hingga lebih dan 108 juta di 2019 yang menjadikannya sebagai organisasi
Islam terbesar di dunia.ÂÂ
Kalau melihat dari pakta kegiatan festival 1 abadnya
disampaikan Ketua Pelaksana
NU Festival 2023, Tyovan Ari Widagdo pada acara
peluncuran   exfo Kemayoran Jakarta 18/1/202, jumlah anggota NU kisaran telah mencapai, 115
juta.  [1]ÂÂ
NU  dalam praktiknya mengusung Islam tradisionalis (sesuai dengan
aqidah Asy'ariyyah dan fiqih mazhab Syafi'i) dengan memperhatikan   kepentingan
ekonomi anggotanya, juga merupakan badan amal yang mengelola pondok pesantren,
sekolah,  perguruan tinggi, rumah sakit serta
mengorganisir masyarakat untuk membantu peningkatan kualitas hidup
umat   Islam  Indonesia bahkan Islam dunia secara
luasnya.
Pandangan NU
NU berprinsif melakukan kaidah fiqihnya berdasarkan kepada taqlid dengan
referensi aqidah ahlisunah waljamaah. Pandangan
keagamaan NU dianggap "tradisionalis" karena menoleransi
budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal
ini yang dapat membedakannya dengan organisasi Islam terbesar kedua di
Indonesia,  Muhammadiyah , yang dianggap
"reformis" karena membutuhkan  interpretasi yang lebih
literal terhadap  Al-Qur'an  dan  Sunnah . NU lebih mengendapkan
kearifan lokal, toleran dan tidak terburu-buru dalam merobah yang sifatnya
masih berkesenjangan dengan budaya masyarakat lokal.  ÂÂ
Dalam melakukan gerakannya NU memilih pendekatan budaya lokal. Beberapa tokoh NU sekarang cenderung mendukung konsep
Islam Nusantara dan dijadikannya sebagai ciri khas Islam yang telah
mengalami interaksi, kontektualisasi, interpretasi, dan vernakularisasi sejalan
dengan kondisi sosial budaya di Indonesia. Arahnya Islam Nusantara kepada
proses sosialisasi moderasi yang anti fundamentalisme, pluralisme dan soal
sinkretisme.    ÂÂ
Beberapa tokoh NU adalah pendukung
konsep  Islam Nusantara , praktik keislaman yang
dilakukannya merupakan ciri khas Islam keindonesiaan yang mirip pemahaman
Nurcholish Madjid, Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan yaitu menampilkan citra
Islam yang telah mengalami  interaksi,  kontekstualisasi  pribumisasi,  interpretasi, dan  vernakularisasi sesuai dengan kondisi  sosial budaya  di  Indonesia .ÂÂ
Islam Nusantara mempromosikan  moderasi, anti-fundamentalisme,  pluralisme  dan pada titik tertentu  sinkretisme . Namun,
banyak  sesepuh , pemimpin, dan ulama "NU Garis Lurus" telah
menolak  Islam Nusantara  dan
memilih pendekatan yang lebih literal (harfiyah menurut Islam). .
Dalam sebutan Islam Nusantara produk NU
dikeluarkan merupakan promosi moderasi beragama yang bukan moderasi
Agama. Artinya NU akan membawa Islam Nusantara dalam prakteknya ke arah
keselamatan dan kesejateraan umat dengan ajaran, “rahmatalil'alaim dan
tidak   hanya rahmatan lil muslimin.
NU Punya Peran Yang Sangat Penting
Penulisan
ini bertujuan untuk memberi gambaran bahwa NU punya peran yang sangat penting
untuk menyelamatkan hidup umat Islam dan Negara Kesatuan Republik
indonesia. Agama andil terhadap bangsa melalui organisasi Nahdlatul Ulama
sangat dirasakan keberadaanya oleh bangsa dan negara ini.
Bukti-bukti
kongrit, kontribusi NU dalam berbangsa dan bernegara sangat terlihat jelas
dimana konsep-konsepnya laku diterima  masyarakat bangsa Indonesia
yang  banyak ragam budaya, agama, suku    dan
adat istiadat.
Yang melatar
belakangi pemikiran tokoh-tokoh NU dengan konsep Wasatiyahnya bergerak menelusuri ribuan pulau ratusan suku bangsa serta terhamparnya pulau – pulau
yang dianggap riskan untuk terjadinya perpecahan. Dan melalui
konsep-konsep dan gerakan NU cukup berhasil Indonesia terselamatkan sampai
sekarang dan teredam dari segala ancaman serta perpecahan antar anak bangsa
bahkan dunia.ÂÂ
Nahdtul
Ulama punya banyak konsep dalam pempersatukan bangsa dan menjaga keutuhan
negara, salah satunya dengan indikator wassatiyah dalam
menangani komplik agama maupun komplik politik. Dengan pendekatan Budaya,
Islam dan negara dapat hidup rukun dan bersahaja serta aman.
Perbedaan
dan ragam budaya di Indonesia telah berhasil dijadikannya sebuah kekuatan,
walau memang kendala dan dampaknya kadang dirasakan suka menjadi dendam.
Sentimen Pencetus Islam nusantara
Islam
Nusantara  disisi lain sebagai alat perekat identitas bangsa yang
diwarnai Agama, akan tetapi ada banyak tokoh yang mencibir karena kedekatan
kekuasaan, namun akhirnya masyarakat Indonesia kebanyakan, Islam Nusantara
banyak diterima dimasyarakat. Adapun yang tidak menerima karena indikator
emosional dan menganut suka dan tidak suka (like and dislike) terhadap
seseorang/lembaga pencetus bahasa Islam Nusantara.
Indonesia
dengan 1504 suku, 17.000 lebih pulau dari Sabang – Maroke, luas Indonesia itu
sebesar hampir Negara Eropa dan sebesar hampir Kawasan   Timur
Tengah.   Eropa dengan beberapa suku namun hanya satu Agama
(Kristen) Terjadi komplik   dan Timur Tengah ada bermacam-macam
Agama tetapi secara umum satu suku yaitu Suku Bangsa Arab saja namun
sering terjadi perpecahan.
NU hadir, andil dan tampil dalam menyelematkan bangsa dengan tidak mencemoohkan, serta
menyalahkan  faham dan keyakinan orang lain.
Gerakan
penguatan moderasi beragama yang akhir-akhir ini banyak disosialisasikan
melalui Kementerian Agama yang tujuannya agar masyarakat benar dalam
menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya tanpa merasa paling benar dan
tidak saling menyalahkan.
NU Lahir Karena Ulama Harus Bangkit
Nahdlatul
Ulama yang disingkat NU berdiri pada tanggal 31 Januari
1926   di Rumah kediaman KH. Abdul Wahab Chasbullah di
Kertopaten. Pada waktu itu para ulama pesantren Ahlussunah wal Jamaah
(Aswaja) mendirikan jam"iyyah atau organisasi yang diberi nama NU.
Indonesia
sebagai negara penganut agama Islam terbesar di dunia, dan melihat
Indonesia yang memiliki cerita tersendiri mengenai organisasi – organisasi Islam
yang ada berkembang dan memelihara organisasi dengan klasifikasi pada
organisasi masa (ormas) Islam kerap kali memiliki cerita panjang serta pandangan
yang berbeda. Banyak perbedaan aliran, idiologi dah arah politik
dalam agama di tanah air Indonesia. ÂÂ
Dalam sejarah, NU keberadaannya tidak terlepas dan tidak dapat dipishkan dengan
pandangan ajaran Ahlu Sunnah wal Jama'ah (Aswaja), yakni sebuah ajaran yang
bersumber dari Al-Qur'an, Sunnah, Ijma (keputusan ulama terdahulu) dan Qiyas
(contoh hikayat Al -Qur'an dan Hadits.
ÂÂ
Pandangan Ahlus Sunnah Waljamaah
Ahlu Sunah Waljamaah, menurut KH Mustofa Bisri memiliki tiga substansi di dalamnya adalah, dalam bidang syariat, berpedoman kepada empat Madzhab (Hanafi, Maliki, Syafiy, Hanbali), dan Kiyai NU lebih taat kepada Madhab Syafi'i. Dari perspektif tauhid (ketuhanan), ia mengikuti ajaran Imam Abu Hasan Almaty Ali dan Imam Abu Mansur Al Maturidi. Kemudian dasar-dasar Imam Abu Qosim Al Junaidi di bidang tasawuf. Proses mengintegrasikan ide-ide Sunni berkembang. Cara berpikir Sunni di bidang ketuhanan bersifat eklektik: memilih pendapat yang benar. Hasan al-Bashri seorang tokoh Sunni terkemuka dalam masalah pribadi, memilih pandangan Qodariyah yang berpendapat bahwa pelaku adalah kufur dan hanya keyakinannya yang masih tersisa (fasiq). Apa ide yang dikembangkan oleh Hasan Al Basri belakangan justru direduksi menjadi gagasan Ahlussunnah Wal Jama'ah.
Program NU     ÂÂ
ÂÂ
Program Nahdlatu Ulama (NU) diproklamirkan saat Muktamar ke-34   untuk masa bakhti (2021 – 2026) oleh Sekretaris Muktamarnya, Rumadi Ahmad di Universitas Malahayati Lampung sebagai berikut;
A. Memperkokoh tranformasi pemahaman ahlussunnah waljama'ah nahdliyah dimana pemahaman ini merupakan pemahaman yang syarat kesesuaian budaya dan ajaran Islam yang Rahmatal lil 'Alamiin, yaitu bersifat tawasut atau bersifat moderat, tidak ekstrim kanan maupun ekstrim kiri.
B.  ÂÂ
Aqidah
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Aswaja) merupakan aqidah terbesar yang diikuti oleh
umat Islam di seluruh dunia. Aqidah Aswaja ini memiliki unsur-unsur aqidah
Islam yang relevan dan       ÂÂ
 diterima  baik oleh dalil naqli maupun aqli.ÂÂ
C. ÂÂ
Pengembangan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) NU yang dianggap sektor-sektor penting
dibidang   pendidikan, kesehatan, ketenaga kerja serta
kaderisasi. KemudianÂÂ
D. ÂÂ
Kemandirian
Ekonomi untuk kesejahteraan dimana NU harus membentuk sebuah badan usaha yang
bernama Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama (BUMNU) semacam Koprasi   NU,   ÂÂ
 orang mengatakannya ada kholding comvaninya. [2]
Stabilitas Nasional
Stabilitas
Nasional adalah suasana keseimbangan stabil atau situasi yang kondusif disegala bidang, baik bidang sosial budaya, politik, kepemerintahan, keamanan, perekonomian,
perdagangan, dll, sehingga pemerintah secara nasional  berjalan
dengan baik, dan program serta kebijakan pemerintah dapat dilaksanakan secara
optimal.
Adanya kerukunan dan toleransi merupakan awal ajaran menuju stabilitas nasional.
Kontribusi NU bergerak untuk Negara agar negara tetap kondusip, sejahtera, aman, damai dan
sejahtera.
Kita tidak akan bisa membangun negara menjadi negara yang stabil tanpa kesejahtera. NU dalam kifrahnya untuk bangsa senantiasa mengsinkronkan dengan kearifan lokal yang ada tanpa mengenyampingkan tradisi Yang belum tentu itu semua mengganggu nilai aqidah. karena yang kita inginkan adalah tatanan kehidupan yang aman dan sejahtera dengan tidak harus mengikis secara tidak arif.
Keutuhan bangsa adalah seirama dalam berkarya saling pengertian, rukun dan gotong royong.ÂÂ
Dengan demikian inilah yang merupakan Paradigma dalam
membangun Stabilitas Nasional.
Pengertian
stabilitas Nasional itu adalah negara yang adil makmur, gemah rifah loghjinawi
toto tentrem karto raharjoh, dan dalam do'a harapan negara diungkapkannya
dengan kalimat, “ baldatun toyibatun warobun ghafur â€Â. (negara
yang baik negara yang ada dalam ampunan Allah SWT.)
Stabil
artinya tidak goyah, tidak labil dan berpijak kepada pertengahan, sehingga
tercipta negara yang aman, masyarakat yang sejahtera
nyaman   dan damai. Kemudian kepemerintahan dengan
kemasyarakatan ada dalam saling kerjasama dan sama-sama kerja dalam berbagai
urusan. Kemudian berprilaku moral menurut agama, adat, serta norma yang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. dan "Undang-undang kenegaraan".
Kesimpulan
dan Saran
Dapat disimpulkan,
Kontribusi NU dalam membantu stabilitas bangsa dan negara sebagai beikut;
1.  ÂÂ
NU
(Nahdlatul Ulama) yang pengertiannya menurut bahasa adalah “kebangkitan ulama†yang berangkat dari kekurangan semangatnya para ormas islam yang ada ketika itu.
2.   NU yang tadinya sebagai partai politik menjadi ormas Islam namun masih tetap sebagai pengawal pemerintahan NKRI untuk memberikan kontribusi dan pandangan pada tatanan aturan hukum, per undangan-undangan serta     pemahaman keagamaan pada khususnya begitu juga bagi  kelompok yang ada ditengah-tengah masyarakat pada umumnya.
3. NU dalam menerapkan  pandangannya bersipat taklid terhadap pemahaman konsep; al-qur'an, as-sunnah, ijma dan qiyas.
Beberapa saran dalam makalah ini adalah :
A.   Makalah ini
diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan terkait kifrah Nahdlatul Ulama
yang telah menjadi organisasi masa (Ormas) Islam denganÂÂ
program-programnya dapat menunjang kekuatan dan keutuhan bangsa,
menjalin persatuan dan kesatuan, serta dapat mempererat persatuan dan kesatuan
bangsa Indonesia.
B.   Bagi yang
berminat untuk mengetahui lebih jauh tentang sepak terjang Nahdlatul Ulama maka
perlu modifikasi variabel-variabel independen baik menambah variabel atau dapat
dilakukan pendekatan-yang lebih dalam dan waktu yang lebih lama, sehingga akan
lebih objektif dan bervariasi dalam melakukan penelitian.
C.  Bagi umat
Islam, sebagai acuan dalam bertindak berbangsa dan bernegara serta tauladan
bagi masyarakat di luar agama islam.
D.  Masyarakat
agar dapat memahami lebih jauh bahwa
Nahdlatul Ulama (NU) adalah lembaga yang senantiasa memberi solusi jalan tengah
dalam segala permasalahan yang terjadi di NKRI (Negara Kesatuan Republik
Indonesia). Juga NU selain dikenal sebagai ormas islam juga ormas yang
mengontrol pemerintah pada batas moral dalam berpolitik, budaya, sosial dan
agama.
E.   NU agar
dipahami sebagai lembaga yang dapat
melakukan upaya peningkatan nilai moral, nilai pada martabat bangsa, turut membangun disegala sektro kementerian yang ada dalam
Kabine Pemerintahan NKRI serta sebagai wadah penebar kesalehan bangsa Indonesia
bahkan Dunia.
__________
[1] antaranew.com
[2] Sumber Republika Merdeka Remollampung
[ 3]
Sambutan Rakerwil Kemenag Prov. Jabar (22/22023) Prime Plaza Hotel Purwakarta
[ 4] Ceramah Ketua PWNU Jabar pada
Maulid Nabi Muhammad SAW.
   Di Kanwil Kemenag Prov. Jabar (1/11/2022)