Kontribusi NU dalam Stabilitasi Bangsa dan Negara

Rabu, 17 Mei 2023
Penulis:

36 kali dilihat

63 kali dibagikan


Oleh : Drs. Asep Naja Somantri

(Pranata Humas Madya Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Barat)

 

Partai NU

 

Nahdlatul Ulama adalah sebutan kata yang berasal dari bahasa Arab : نَهْضَةُ الْعُلَمَاءْ ‎; terjemah dari "Kebangkitan  Ulama " ) atau disingkat  NU . Sebutan NU telah terkenal sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan di Dunia. NU juga   pernah menjadi  partai politik  di masa orde lama. (Sumber wikipedia.org.)

Jumlah anggota NU tercatat   berkisar 40 juta di tahun 2013 hingga lebih dan 108 juta di 2019 yang menjadikannya sebagai organisasi Islam terbesar di dunia. 

Kalau melihat dari pakta kegiatan festival 1 abadnya disampaikan Ketua Pelaksana NU Festival 2023, Tyovan Ari Widagdo pada acara peluncuran   exfo Kemayoran Jakarta 18/1/202, jumlah anggota NU kisaran telah mencapai, 115 juta.  [1] 

NU  dalam praktiknya mengusung Islam tradisionalis (sesuai dengan aqidah Asy'ariyyah dan fiqih mazhab Syafi'i) dengan memperhatikan   kepentingan ekonomi anggotanya, juga merupakan badan amal yang mengelola pondok pesantren, sekolah,  perguruan tinggi, rumah sakit serta mengorganisir masyarakat untuk membantu peningkatan kualitas hidup umat   Islam  Indonesia bahkan Islam dunia secara luasnya.

Pandangan NU

NU berprinsif melakukan kaidah fiqihnya berdasarkan kepada taqlid dengan referensi aqidah ahlisunah waljamaah. Pandangan keagamaan NU dianggap "tradisionalis" karena menoleransi budaya lokal selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini yang dapat membedakannya dengan organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia,  Muhammadiyah , yang dianggap "reformis" karena membutuhkan  interpretasi yang lebih literal terhadap  Al-Qur'an  dan  Sunnah . NU lebih mengendapkan kearifan lokal, toleran dan tidak terburu-buru dalam merobah yang sifatnya masih berkesenjangan dengan budaya masyarakat lokal.   

Dalam melakukan gerakannya NU memilih pendekatan budaya lokal. Beberapa tokoh NU sekarang cenderung mendukung konsep Islam Nusantara dan dijadikannya sebagai ciri khas Islam yang telah mengalami interaksi, kontektualisasi, interpretasi, dan vernakularisasi sejalan dengan kondisi sosial budaya di Indonesia. Arahnya Islam Nusantara kepada proses sosialisasi moderasi yang anti fundamentalisme, pluralisme dan soal sinkretisme.     

Beberapa tokoh NU adalah pendukung konsep  Islam Nusantara , praktik keislaman yang dilakukannya merupakan ciri khas Islam keindonesiaan yang mirip pemahaman Nurcholish Madjid, Islam Kemoderenan dan Keindonesiaan yaitu menampilkan citra Islam yang telah mengalami  interaksi,  kontekstualisasi  pribumisasi,  interpretasi, dan  vernakularisasi sesuai dengan kondisi  sosial budaya  di  Indonesia . 

Islam Nusantara mempromosikan  moderasi, anti-fundamentalisme,  pluralisme  dan pada titik tertentu  sinkretisme . Namun, banyak  sesepuh , pemimpin, dan ulama "NU Garis Lurus" telah menolak  Islam Nusantara  dan memilih pendekatan yang lebih  literal (harfiyah menurut Islam). .

Dalam sebutan Islam Nusantara produk NU dikeluarkan merupakan promosi moderasi beragama yang bukan moderasi Agama. Artinya NU akan membawa Islam Nusantara dalam prakteknya ke arah keselamatan dan kesejateraan umat dengan ajaran, “rahmatalil'alaim dan tidak   hanya rahmatan lil muslimin.

NU Punya Peran Yang Sangat Penting

Penulisan ini bertujuan untuk memberi gambaran bahwa NU punya peran yang sangat penting untuk menyelamatkan hidup umat Islam dan Negara Kesatuan Republik indonesia. Agama andil terhadap bangsa melalui organisasi Nahdlatul Ulama sangat dirasakan keberadaanya oleh bangsa dan negara ini.

Bukti-bukti kongrit, kontribusi NU dalam berbangsa dan bernegara sangat terlihat jelas dimana konsep-konsepnya laku diterima  masyarakat bangsa Indonesia yang  banyak ragam budaya, agama, suku    dan adat istiadat.

Yang melatar belakangi pemikiran tokoh-tokoh NU dengan konsep Wasatiyahnya bergerak menelusuri ribuan pulau ratusan suku bangsa serta terhamparnya pulau – pulau yang dianggap riskan untuk terjadinya perpecahan. Dan melalui konsep-konsep dan gerakan NU cukup berhasil Indonesia terselamatkan sampai sekarang dan teredam dari segala ancaman serta perpecahan antar anak bangsa bahkan dunia. 

Nahdtul Ulama punya banyak konsep dalam pempersatukan bangsa dan menjaga keutuhan negara, salah satunya dengan indikator wassatiyah dalam menangani komplik agama maupun komplik politik. Dengan pendekatan Budaya, Islam dan negara dapat hidup rukun dan bersahaja serta aman.

Perbedaan dan ragam budaya di Indonesia telah berhasil dijadikannya sebuah kekuatan, walau memang kendala dan dampaknya kadang dirasakan suka menjadi  dendam.

Sentimen Pencetus Islam nusantara

Islam Nusantara  disisi lain sebagai alat perekat identitas bangsa yang diwarnai Agama, akan tetapi ada banyak tokoh yang mencibir karena kedekatan kekuasaan, namun akhirnya masyarakat Indonesia kebanyakan, Islam Nusantara banyak diterima dimasyarakat. Adapun yang tidak menerima karena indikator emosional dan menganut suka dan tidak suka (like and dislike) terhadap seseorang/lembaga pencetus bahasa Islam Nusantara.

Indonesia dengan 1504 suku, 17.000 lebih pulau dari Sabang – Maroke, luas Indonesia itu sebesar hampir Negara Eropa dan sebesar hampir Kawasan   Timur Tengah.   Eropa dengan beberapa suku namun hanya satu Agama (Kristen) Terjadi komplik   dan Timur Tengah ada bermacam-macam Agama tetapi secara umum satu suku yaitu Suku Bangsa Arab saja namun sering  terjadi perpecahan.

NU hadir, andil dan tampil dalam menyelematkan bangsa dengan tidak mencemoohkan, serta menyalahkan  faham dan keyakinan orang lain.

Gerakan penguatan moderasi beragama yang akhir-akhir ini banyak disosialisasikan melalui Kementerian Agama yang tujuannya agar masyarakat benar dalam menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya tanpa merasa paling benar dan tidak saling menyalahkan.

NU Lahir Karena Ulama Harus Bangkit

Nahdlatul Ulama yang disingkat NU berdiri pada tanggal 31 Januari 1926   di Rumah kediaman KH. Abdul Wahab Chasbullah di Kertopaten. Pada waktu itu para ulama pesantren Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja) mendirikan jam"iyyah  atau organisasi yang diberi nama NU.

Indonesia sebagai negara penganut agama Islam terbesar di dunia, dan melihat Indonesia yang memiliki cerita tersendiri mengenai organisasi – organisasi Islam yang ada berkembang dan memelihara organisasi dengan klasifikasi pada organisasi masa (ormas) Islam kerap kali memiliki cerita panjang serta pandangan yang berbeda. Banyak perbedaan aliran, idiologi dah arah politik dalam agama di tanah air Indonesia.  


Dalam sejarah,  NU keberadaannya tidak terlepas dan tidak dapat dipishkan dengan pandangan ajaran Ahlu Sunnah wal Jama'ah (Aswaja), yakni sebuah ajaran yang bersumber dari Al-Qur'an, Sunnah, Ijma (keputusan ulama terdahulu) dan Qiyas (contoh hikayat Al -Qur'an dan Hadits.

 

Pandangan Ahlus Sunnah Waljamaah

 

Ahlu Sunah Waljamaah, menurut KH Mustofa Bisri memiliki tiga substansi di dalamnya adalah, dalam bidang syariat, berpedoman kepada empat Madzhab (Hanafi, Maliki, Syafiy, Hanbali), dan Kiyai NU lebih taat kepada Madhab Syafi'i. Dari perspektif tauhid (ketuhanan), ia mengikuti ajaran Imam Abu Hasan Almaty  Ali dan Imam Abu Mansur Al Maturidi. Kemudian dasar-dasar Imam Abu Qosim Al Junaidi di bidang tasawuf. Proses mengintegrasikan ide-ide Sunni berkembang. Cara berpikir Sunni di bidang ketuhanan bersifat eklektik: memilih pendapat yang benar. Hasan al-Bashri seorang tokoh Sunni terkemuka dalam masalah pribadi, memilih pandangan Qodariyah yang berpendapat bahwa pelaku adalah kufur dan hanya keyakinannya yang masih tersisa (fasiq). Apa ide yang dikembangkan oleh Hasan Al Basri belakangan justru direduksi menjadi gagasan Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Program NU      

 

Program Nahdlatu Ulama (NU) diproklamirkan saat Muktamar ke-34   untuk masa bakhti (2021 – 2026) oleh Sekretaris Muktamarnya, Rumadi Ahmad di Universitas Malahayati Lampung sebagai berikut;


A. Memperkokoh tranformasi pemahaman ahlussunnah waljama'ah nahdliyah dimana pemahaman ini merupakan pemahaman yang syarat kesesuaian budaya dan ajaran Islam yang Rahmatal lil 'Alamiin, yaitu bersifat tawasut atau bersifat moderat, tidak ekstrim kanan maupun ekstrim kiri.


B.    Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Aswaja) merupakan aqidah terbesar yang diikuti oleh umat Islam di seluruh dunia. Aqidah Aswaja ini memiliki unsur-unsur aqidah Islam yang relevan dan                  diterima    baik oleh dalil naqli maupun aqli. 


C.   Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) NU yang dianggap sektor-sektor penting dibidang   pendidikan, kesehatan, ketenaga kerja serta kaderisasi.  Kemudian 


D.   Kemandirian Ekonomi untuk kesejahteraan dimana NU harus membentuk sebuah badan usaha yang bernama Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama (BUMNU) semacam Koprasi     NU,          orang mengatakannya ada kholding comvaninya. [2]  


E. Penguatan organisasi kelembagaan dan Jaringan dalam hal ini untuk memperkuat kepengurusan PBNU 5 tahun ke depan.     

 

Stabilitas Nasional

Stabilitas Nasional adalah suasana keseimbangan stabil atau situasi yang kondusif disegala bidang, baik  bidang sosial budaya, politik, kepemerintahan, keamanan, perekonomian, perdagangan, dll, sehingga pemerintah secara nasional  berjalan dengan baik, dan program serta kebijakan pemerintah dapat dilaksanakan secara optimal.

Adanya kerukunan dan toleransi merupakan awal ajaran menuju stabilitas nasional.

Kontribusi NU bergerak untuk Negara agar negara tetap kondusip, sejahtera, aman, damai dan sejahtera.

Kita tidak akan bisa membangun negara menjadi negara yang stabil tanpa  kesejahtera. NU dalam kifrahnya untuk bangsa senantiasa mengsinkronkan dengan kearifan lokal yang ada tanpa mengenyampingkan tradisi  Yang  belum tentu itu semua mengganggu nilai aqidah. karena yang kita  inginkan adalah tatanan kehidupan yang aman dan sejahtera dengan tidak harus mengikis secara tidak arif.

Keutuhan bangsa adalah seirama dalam berkarya saling pengertian, rukun dan gotong royong. 

Dengan demikian inilah yang merupakan Paradigma  dalam membangun Stabilitas Nasional.

Pengertian stabilitas Nasional itu adalah negara yang adil makmur, gemah rifah loghjinawi toto tentrem karto raharjoh, dan dalam do'a harapan negara diungkapkannya dengan kalimat, “ baldatun toyibatun warobun ghafur ”. (negara yang baik negara yang ada dalam ampunan Allah SWT.)

Stabil artinya tidak goyah, tidak labil dan berpijak kepada pertengahan, sehingga tercipta negara yang aman, masyarakat yang sejahtera nyaman   dan damai. Kemudian kepemerintahan dengan kemasyarakatan ada dalam saling kerjasama dan sama-sama kerja dalam berbagai urusan. Kemudian berprilaku moral menurut agama, adat, serta norma yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. dan "Undang-undang kenegaraan".

Kesimpulan dan Saran

Dapat disimpulkan, Kontribusi NU dalam membantu stabilitas bangsa dan negara sebagai beikut;

 

1.    NU (Nahdlatul Ulama) yang pengertiannya menurut bahasa adalah “kebangkitan ulama” yang berangkat dari kekurangan semangatnya para ormas islam yang ada ketika itu.

 

2.    NU yang tadinya sebagai partai politik menjadi ormas Islam namun masih tetap sebagai pengawal pemerintahan NKRI untuk memberikan kontribusi dan pandangan pada tatanan aturan hukum, per undangan-undangan serta          pemahaman keagamaan pada khususnya begitu juga bagi   kelompok yang ada ditengah-tengah masyarakat pada umumnya.

3.  NU dalam menerapkan    pandangannya bersipat taklid terhadap pemahaman konsep; al-qur'an, as-sunnah, ijma dan qiyas.

Beberapa saran dalam makalah ini adalah :

A.    Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan terkait kifrah Nahdlatul Ulama yang telah menjadi organisasi masa (Ormas) Islam  dengan  program-programnya dapat menunjang kekuatan dan keutuhan bangsa, menjalin persatuan dan kesatuan, serta dapat mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

 

B.    Bagi yang berminat untuk mengetahui lebih jauh tentang sepak terjang Nahdlatul Ulama maka perlu modifikasi variabel-variabel independen baik menambah variabel atau dapat dilakukan pendekatan-yang lebih dalam dan waktu yang lebih lama, sehingga akan lebih objektif dan bervariasi dalam melakukan penelitian.

 

C.   Bagi umat Islam, sebagai acuan dalam bertindak berbangsa dan bernegara serta tauladan bagi masyarakat  di luar agama islam.

 

D.   Masyarakat agar dapat memahami lebih jauh  bahwa Nahdlatul Ulama (NU) adalah lembaga yang senantiasa memberi solusi jalan tengah dalam segala permasalahan yang terjadi di NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Juga NU selain dikenal sebagai ormas islam juga ormas yang mengontrol pemerintah pada batas moral dalam berpolitik, budaya, sosial dan agama.

 

E.    NU agar dipahami sebagai lembaga  yang dapat melakukan upaya peningkatan nilai moral, nilai pada martabat bangsa,  turut membangun  disegala sektro kementerian yang ada dalam Kabine Pemerintahan NKRI serta sebagai wadah penebar kesalehan bangsa Indonesia bahkan Dunia.

__________

[1] antaranew.com

[2] Sumber Republika Merdeka Remollampung

[ 3] Sambutan Rakerwil Kemenag Prov. Jabar (22/22023) Prime Plaza Hotel Purwakarta

[ 4] Ceramah Ketua PWNU Jabar pada Maulid Nabi Muhammad SAW.

     Di Kanwil Kemenag Prov. Jabar (1/11/2022)