Petugas Kebersihan Itu Sudah Dua Kali Naik Haji

Selasa, 20 Juni 2023
Penulis:

67 kali dilihat

38 kali dibagikan

DI antara puluhan petugas kebersihan di Asrama Haji Bekasi, ada seorang pria bernama Zainal Arifin (56). Boleh jadi dialah satu-satunya pegawai di bidang terseubut yang sudah melaksanakan dua kali ibadah haji. Keberangkatan untuk melaksamakan Rukun Islam yang kelima itu dilakukan dengan cara yang tidak seperti umumnya jemaah haji dari Indonesia.  

Lelaki kelahiran Jakarta yang menetap di Bogor ini pun berkisah tentang perjuangannya untuk beruibadah haji. Zainal bekerja di asrama haji sejak tahun 2001. Kemudian pada tahun 2004 dia meminta izin kepada BPKH, berangkat ke Arab Saudi untuk menjadi tenaga musiman (temus). “Dengan sendirinya saya tidak mendapat uang gaji dan uang beras dari asrama haji,” tuturnya saat di temui di Asrama Haji Bekasi, Jumat (16/6).

Dia melakukan segala sesuatunya sendiri, mulai dari pendaftaran, pembuatan paspor ke Imigrasi, maupun mengurus visa ke Kedutaan Arab Saudi di Jakarta. Sebelum mendaftarkan diri ke Dinas Tenaga Kerja untuk menjadi temus, awalnya dia berniat untuk umrah saja. Namun akhirnya daftar menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI)   selama tiga bulan, persisnya sebagai tenaga sukarela membantu jemaah haji Indonesia di sana. 

Seminggu sebelum musim haji, Zainal sudah berangkat ke Arab Saudi. Urusan penginapan tidak menjadi masalah baginya. “Sebab saya punya saudara yang sudah mukim di sana. Ya saya menumpang dulu di rumah saudara, menjadi penduduk sementara, selama jadi temus di Arab Saudi,”  jelasnya.

Ternyata yang mendaftar diri untuk menjadi tenaga musiman banyak juga orang Indonesia, termasuk juga para TKI dan mahasiswa yang ada di Timur Tengah. Seperti juaga Zainal, merke punya niat sambil menjadi temus diharapkan bisa pula melaksanakan ibadah haji dan umrah. Ternyata memang benar, Zainal pun bisa melaksanakannya. 

“Beberapa waktu kemudian, saya bisa melaksanakan umrah. Selanjutnya, bisa juga melaksakan wukuf di Arafah sebagai rukun haji besar. Pokoknya tahapan ibadah haji bisa dilakukan sesuai ketentuan,” ujarnya. Hal yang sama dilakukan lagi oleh Zainal pada tahun 2007. Dengan demikian dia sudah menunaikan ibadah haji dua kali.  

Mengenai penghasilan yang diterimanya sebagai temus di Arab Saudi, Zainal menyebutnya tergantung datangnya  rezeki dari Allah. “Meski sudah dua kali naik haji, saya tetap menyimpan keinginan ingin pergi haji lagi,” ujar pria yang sudah sudah bekerja di UPT Asrama Haji Bekasi selama 22 tahun itu. 

Baginya, waktu untuk bekerja di asrama haji paling enak pagi hari sekitar sekitar pukul 02.00 hinga waktu subuh. Karena pada jam tersebut jemaah haji sedang beistirahat.  Dia  bertugas di sekitar elasar,  kemudian gedung utama, gedung A, B dan C.  “Alhamdulillah senang sekali bekerja menjadi tenaga kebersihan di sini. Tidak ada keluhan hati saya,” katanya. 

Tidak berat

Rekan kerja Zainal, yakni  Syamsul Muin (47) juga merasakan yang sama dalam soal pekerjaan. Pria asal Kampung Dua Ratus Kota Bekasi itu, mengaku bekerja di tempat tersebut sejak tahun 2002. “Selama bekerja tidak ada yang berat. Semuanya tergantung kita. Jika kita menganggap berat sebuah pekerjaan, maka akan menjadi berat. Sebaliknya kalau menganggap ringan akan terasa ringan,” kata Syamsul.

Karena itu dia menghadapi pekerjaan rutin dengan sikap yang biasa-biasa saja. Risiko pekerjan diterimanya dengan nikmati kemudian bersyukur. Dia menyadari, menjadi petugas kebersihan itu  memang sudah jalan terbaik baginya. 

“Foku saja, bekerja dengan telaten, sesuai dengan aturan yang sudah diberikan dari UPT.  Saya bekerja kebersihan di gedung utama di Aula Sofa . Awalnya di gedung A, B, C, D, sekarang di Aula Sofa . Tetapi di  musim jemaah haji sekarang ini saya bantu bantu di gedung C. Setelah selesai musim haji nanti akan kembali ke gedung utama Sofa di lantai dua,” ujar ayah satu anak ini

Dia mengakui setiap orang pasti ada keinginan untuk pergi haji. Tetapi semuanya tergantung kesiapan pribadinya, kesiapan lahir batin. Termasuk di dalamnya tersedianya dana yang dibutuhkan. Akan tetapi dia tidak mau mengkhayal untuk pergi haji, karena menyadari  pendapatan dan kemampuannya yang terbatas

“Saya berserah diri saja pada Allah SWT. Jika Allah memberikan ya alhamdulillah. Kalau tidak, ya bukan rezeki saya. Cita cita saya bekerja di asrama haji ini yang penting mah hidup saya damai, tenang. Itu saja, tidak macam-macam keinginan saya mah.  Karena buat apa hidup jika tidak tenang mah, hidup menjadi pusing. Kita serahkan semuanya pada Allah,” ucapnya.

***Eva Nurwidiawati Pranata Humas Ahli Madya Kanwil Kemenag Jabar