Oleh : KH. Amin Baejuri Asnaf, S.Ag., M.Pd.I.
(Katim Seksi Pendidikan Al Qur'an Bidang PD. Pontren Kanwil Kemenag Prov. Jabar)
A. ÂÂ
Marhaban YÄ Ramadhan
Rasulūllah SAW bersabda :
أتاكم
رمضانسيد الشهور ÙÂمرØÂبا به وأهلا، جاء شهر الصيام بالبركات، ÙÂأكرم به منزائر هو
آت.
(رواه
الطبرانى)
Akan datang kepadamu bulan
Ramadhan, penghulu seluruh bulan. Marhaban (selamat datang) kepadanya dan
mudah-mudahan kita semua menjadi ahli keluarganya. Bulan puasa datang dengan
membawa segala keberkahan. Maka alangkah mulianya tamu (pengunjung) yang akan
tiba itu.
(HR. Thabrani)
“مرØÂباâ€Â, kata tersebut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di-arti-kan sebagai kata seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti “selamat datangâ€Â). Ia sinonim dengan kata أهلاوسهلا yang mempunyai arti “selamat datangâ€Â. Sekilas terkesan sama artinya yaitu “selamat datang†dari dua kalimat tersebut, tetapi penggunaannya berbeda. Para ulama tidak menggunakan أهلاوسهلا untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan tetapi dengan kata “مرØÂبا يارمضانâ€Â. Kata أهلا terambil dari kataأهل  yang artinya keluarga sedangkan kata سهلا berasal dari kata سهل yang berarti mudah, juga berarti “dataran rendah†karena mudah dilalui tidak seperti jalan mendaki. أهلاوسهلا adalah ungkapan selamat datang, yang didalamnya terdapat kalimat tersirat berupa (Anda berada di tengah) keluarga, kelompok, kumpulan dan (melangkahkan kaki di) dataran rendah yang mudah. Sedangkan kata مرØÂبا berasal dari kata رØÂب yang mempunyai arti “luas†atau “lapang†shingga pada saat kita mengatakan مرØÂبا menggambarkan bahwa tamu disambut dan diterima dengan dada lapang, penuh dengan rasa gembira serta dipersiapkan baginya ruang yang luas dan baik untuk melakukan apa saja yang diinginkannya. Dari akar kata yang sama dengan مرØÂبا terbentuk kata رØÂبت yang berarti ruangan luas untuk kendaraan, untuk mendapatkan perbaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan. “مرØÂبا يارمضان†berarti “ selamat datang Ramadhanâ€Â, mengandung arti bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada (dipenuhi dengan ma’af-mema’afkan) penuh dengan kecintaan dan kegembiraan tidak dengan kebencian, kedengkian, penyesalan dan tidak pula menganggap kehadirannya “mengganggu ketenangan†suasana nyaman kita.
B.  Puasa Ramadhan dan ketentuan hukumnya.
         Ibadah adalah
indikasi yang positif bagi ‘aqidah, penjelmaan yang praktis, dan bukti yang
benar baginya. Diantara amalan ibadah adalah shaum (puasa) pada bulan
Ramadhan. Ibadah shaum ini sebagai suatu kewajiban yang secara jelas merupakan
pilar atau rukun Islam yang ke empat (setelah Syahadat, Shalat, dan Zakat) yang
di syari’atkan oleh Allah SWT pada tanggal 10 bulan Sya’ban tahun ke-dua
hijriyah. Rasūlullah SAW sempat shaum selama 9 kali bulan Ramadhan (9 tahun).
Dengan masing-masing 29 hari, dan satu kali Ramadhan yang umurnya 30 hari.
Hukum puasa dalam al Qur’an ditemukan dalam surat al Baqarah [2]:183,184,185 dan 187. ini berarti bahwa puasa Ramadhan baru diwajibkan setelah Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah.
يأيها الذينءامنوا كتب عليكم الصيام كما
كتب على الذينمنقبلكم لعلكم تتقون (البقرة: ١٨٣)
Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (al Baqarah [2]:183)
     Melihat Surat al Baqarah
ayat 183 yang menjadi dasar wajibnya puasa tidak menggunakan kata perintah seperti
shalat, zakat dan haji tetapi firman Allah SWT ini dalam puasa menggunakan kata
kerja pasif dan di-awali oleh kata kerja fi’il madhi ءامنوا dengan tidak menyebut siapa yang
mewajibkan, karena pada hakikatnya disadari
atau tidak manusia pada fitrahnya membutuhkan puasa. Orang-orang yang
melaksanakan puasa adalah benar-benar telah tertanam pada dirinya keyakinanya
sehingga dengan tulus-ikhlas ia akan mengerjakan dan mengucapkan “سمعناوأطعنا†kami mendengar dan kami ta’at (melaksanakan).
           الصوم (al Shaum) dari segi bahasa
maknanya berarti “menahan, berhenti atau tidak bergerak†menurut istilah dalam
syariat Islam ialah menahan diri dari segala macam makanan, minuman dan bersetubuh
dengan istri, mulai dari terbit fajar shidiq (subuh) sampai terbenam matahari
(magrib) dengan niat dan syarat-syarat yang tertentu. Syarat-syarat
yang mewajibkan puasa ada empat :
1.    Islam.
2.   ÂÂ
Baligh
(umur 15 tahun ke atas) atau ada tanda-tanda yang lain. Sebagaimana hadis
RasÅ«lullah yang diriwayatkan oleh Abu DÄÂwud dan Nasa-i.
 رÙÂع
القلم عنثلاث عنالنائم ØÂتى يستيقظ وعنالمجنونØÂتى ÙŠÙÂيق وعنالصبيØÂتى يبلغ
  ( رواه أبو داود
والنسائى)
           “Tiga orang terlepas dari hukum ;
1. orang yang sedang tidur hingga ia bangun, 2. orang gila hingga ia sembuh, 3.
anak-anak sampai ia baligh.†(HR. Abu DÄÂwud dan Nasa-i)
3.   ÂÂ
berakal.
Orang gila tidak wajib puasa.
4.   ÂÂ
Kuat
(Mampu) berpuasa.
Demikian juga rukun puasa ada empat :
1.    Niat pada malam hari, yaitu setiap malam
selama bulan Ramadhan. Yang disebut dengan malam adalah malam sebelumnya.
Sebagaimana hadist Nabi SAW.
 مÙâ€
لم يجمع الصيام قبل الÙÂجرÙÂلا صيام له  (رواه Ø£ØÂمد وابنØÂزيمة
وابنØÂبان)
          ÂÂ
“Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malamnya sebelum fajar
terbit, maka tidak ada puasa baginya.†(HR. Ahmad, Ibnu Huzaimah dan Ibnu
Hibban).
2.   ÂÂ
Menahan
diri dari makan minum.
3.   ÂÂ
Menahan
diri dari jima’ (bersetubuh dengan isteri).
4.   ÂÂ
Menjaga
dari hal-hal yang membatalkan puasa.
Hal-hal yang membatalkan puasa sebagai berikut :
        1.    Makan dan minum dengan sengaja (QS. Al Baqarah
[2]:187).
وكلوا واشربوا
ØÂتى يتبينلكم الخيط الأبيض منالخيط الأسود منالÙÂجر  (البقرة: ١٨٧)
    ÂÂ
    Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam,
yaitu fajar.
2.    Memasukkan sesuatu kedalam lubang yang ada
pada badan, seperti lubang telinga, hidung, dan sebagainya, ini menurut
sebagian ulama sama dengan makan dan minum mereka mengambil alasan dengan
qiyas.
3.    Muntah yang disengaja. Hadist Nabi dari Abu
Hurairah.
مَنْ ذرعه القيئ ÙÂÙÂليس
عليه قضاء وَمَن٠استقاءَ عمدا ÙÂليقضÙ (رواه
أبو داود واترميذى وابنØÂبان)
RasÅ«lullÄÂh SAW telah bersabda “Barangsiapa terpaksa muntah, tidak wajib mengqadha puasanya; dan barangsiapa yang mengusahakan muntah, maka hendaklah dia mengqadha puasanya.†(HR. Abu DÄÂwud, Tirmidzi, dan Ibnu Hibban)
4.    Bersetubuh (hubungan suami istri di siang
hari). Firman Allah SWT.
 أØÂÙ„
لكم ليلة الصيام٠الرÙÂØ« الى نسائكم (البقرة: ١٨٧)
           Dihalalkan
bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur (bersetubuh) dengan
isteri-isterimu (al Baqorah [2]:187).
5.    Keluar darah haid (kotoran) atau nifas (darah
habis melahirkan).
6.    Gila.
7.    Keluar seperma dengan disengaja.
8.    Murtad (keluar dari Islam).
C. Keistimewaan dan Keutamaan Bulan Ramadhan
     رمضانberasal dari kata رمض يرمض رمضا artinya panas membakar, panas membakar ini bisa berasal dari sinar matahari. Orang Arab dahulu ketika memindahkan nama-nama bulan dari bahasa lama ke Bahasa Arab, mereka namakan bulan-bulan itu menurut masa yang dilaluinya. Ramadhan bermakna panas membakar juga didasarkan karena perut orang-orang yang berpuasa tengah terbakar pada bulan itu akibat menahan makan minum seharian. Panas membakarnya bulan Ramadhan bisa juga berarti karena bulan Ramadhan memberikan energi untuk membakar dosa-dosa yang dilakukan manusia. Bulan Ramadhan yang senantiasa hadir setiap tahun pada dasarnya adalah “مدرسة†(pembelajaran) dan “رياضة†(latihan) atau wahana penggemblengan dan pemanasan diri agar manusia menjadi baik di-antara sesamanya baik hubungan horizontal (ØÂبل منالناس) dan baik pula dengan sang Pencipta yaitu Allah SWT, hubungan vertikal (ØÂبل منالله), samapi akhirnya tercermin karakter MuttaqÄ«n.
 Begitu mulia dan agungnya bulan Ramadhan, yang bisa membawa mereka menjadi suci-bersih dan mendapat kemulyaan, keberuntungan dan ampunan IlÄÂhi. Sebentar lagi akan tampak cahaya benderang, dan saat itu akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk melepaskan dahaga, dan bila perjalanan itu terus dilanjutkan akan ditemukan kendaraan الرØÂمنuntuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasih yang selalu dirindukan, dinantikan dan terus di-ingatnya yaitu Rabb Allah SWT. Dengan ksih sayang-Nya didalam bulan Ramadhan Allah SWT memuliakan dan melipatgandakan amal-amal hamba-Nya seperti yang difirmankan dalam QS. Al Qadr [97] : 1-3
إنا
أنزلناه ÙÂÙ‰ ليلة القدر. ومآ ادراك ما ليلة القدر. ليلة القدر خير منال٠شهر.    (القدر :١–٣)
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al Qur’an) pada malam kemulyaan (lailatul Qadr). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan (lailatul Qadr) itu ? Malam kemulyaan (lailatul Qadr) itu lebih baik daripada seribu bulan.  (QS. Al Qadr [97]:1-3)
Rasulūllah SAW bersabda
:ÂÂ
 قد
جاءكم شهر رمضانشهر مبارك كتب الله عليكم صيامه،
ÙÂيه تÙÂتؠابواب الجنانوتغلق ÙÂيه أبواب الجØÂيم وتغل ÙÂيه الشياطين، ÙÂيه ليلة خير Ù…Ùâ€
أل٠شهر، منØÂرم خيرها ÙÂقد ØÂرم.  (رواه Ø£ØÂمد والنسائى عÙâ€
أبو هريره)  ÂÂ
Telah datang kepadamu
bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan atas kamu
berpuasa. Di dalam bulan ini, dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu
neraka, dan tokoh-tokoh syaithan dibelenggu. Didalamnya terdapat suatu malam
yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa terhalang dari kebaikan bulan
ini maka benar-benar ia terhalang (dari rahmat Allah SAW). (HR. Ahmad
dan Nasaa-i dari Abu Hurairah r.a)
Ù…Ùâ€
صام رمضانإيمانا واØÂتسابا غÙÂر له ما تقدم منذنبه  (رواه البخارى ومسلم)
Barangsiapa melakukan
puasa Ramadlan dengan keimanan dan keikhlasan maka diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu
(HR. Bukhori dan Muslim).
Untuk mengisi
bulan Ramadlan yang begitu istimewa bagi makhluk Allah yang namanya “manusia†dianjurkan
untuk memperbanyak membaca kitab suci al Qur’an, apakah sendiri atau
bersama-sama (tadarrus), ber-I’tikaf, berdzikir dan bershadaqah serta amal
shaleh lainnya. Setiap tahun dibulan Ramadhan malaikat Jibril menemui Rasulūllah SAW untuk bertadarrus al Qur’an sebagaimana hadist yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.
كاÙâ€
رسول الله صلى الله عليه وسلم يلقاه جبريل ÙÂÙ‰ كل ليلة منرمضانÙÂيدارسه القرآن (رواه البخارى ومسلم)
Setiap malam Ramadhan, Jibril menjumpai RasÅ«lullÄÂh SAW, dia (Jibril) melakukan tes hafalan (tadarrus) al Qur’an beliau (Muhammahd SAW). (HR. Bukhari dan Muslim).
تسبيØÂØ©
ÙÂÙ‰ رمضانأÙÂضل منأل٠تسبيØÂØ© ÙÂÙ‰ غيره (رواه
الترميذى)
Membaca tasbih satu kali di bulan Ramadhan lebih utama dari pada membaca tasbih seribu kali di bulan lainnya. (HR. At Tirmidzi)
عÙâ€
أنس قيل يارسول الله ايالصدقة Ø£ÙÂضل ØŸ قال : صدقة ÙÂÙ‰ رمضان  (رواه الترميذى)
Dari Anas, Ditanyakan
kepada RasÅ«lullÄÂh
SAW., Kapankah Shadaqah yang lebih baik ? Jawab RasÅ«lullÄÂh
SAW Shadaqah yang paling baik ialah shadaqah pada bulan Ramadhan. (HR. At
Tirmidzi)
Ù…Ùâ€
Ø£ÙÂطر صائما ÙÂله اجر صائم ولا ينقص مناجر الصائم شيئ   (رواه الترميذى)
Barang siapa yang memberi makanan untuk berbuka bagi orang-orang yang berpuasa, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala orang yang puasa itu, (sedang pahala orang yang puasa) tidak berkurang sedikitpun. (HR. At Tirmidzi).
D.  Tujuan Puasa
       Setiap apa Bagikan Via