Penyuluh Agama Dibekali Metode Hipnoterapi

Selasa, 22 Agustus 2023
Penulis: eva

172 kali dilihat

23 kali dibagikan

no image

Jl. Soekarno Hatta Kota Bandung (HUMAS Bidang Penais Zakat dan Wakaf)

Penyuluh agama memiliki peranan penting di tengah masyarakat. Sebagai garda terdepan, akan menemukan berbagai permasalahan di lapangan. Diharapkan para penyuluh agama bisa menyiasatinya dengan metode hypnotherapy (hipnoterapi) atau terapi dengan menggunakan hipnosis. 

Demikian dikatakan Kepala Kanwil Kementerian Agama Jabar, Drs. H. Ajam Mustajam, M.Si, pada kegiatan Sertifikasi Hypnotherapy bagi Penyuluh Agama Islam Tingkat Jabar, Selasa (22/08/2023), di Aula Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jabar. 

Hadir pada kesempatan tersebut antara lain Ketua Baznas Jabar Drs. Anang Jauharuddin; Kepala Bidang Penais Zakat dan Wakaf Dr. H. Ohan Burhan, M. Pd. Ajam mengaku sangat bangga atas terselenggaranya program inovasi yang diselenggarakan Baznas Jabar tersebut. 

Diharapkan, dengan kegiatan sertifikasi hipnoterapi bagi penyuluh agama, maka para penyuluh mempunyai bekal ilmu baru. Metode baru yang diharapkan dapat mencairkan suasana yang panas, melembutkan yang keras, dan mendamaikan yang bertikai sehingga eksistensinya benar-benar dirasakan masyarakat. 

Saatnya penyuluh agama berperan secara lebih optimal, dan semua pihak juga memberikan perhatian lebih agar mereka tetap berdiri dengan kepala tegak. Mendapat kesejahteraan yang layak, dan tentu saja dapat hidup bahagia dunia dan akhirat.

“Saya berpesan kepada seluruh peserta agar mengkiuti kegiatan ini dengan seksama tidak boleh ada yang tertingal satupun materi ini, atau bahkan ada yang tidak mengikuti sama sekali. Karena kegiatan yang sangat luar biasa ini dibiayai oleh uang masyarakat yang tidak sedikit yakni Rp.15.000.000/orang selama empat hari,” tegasnya.

Program terintegrasi

Menurut Ajam, tugas penyuluh adalah melaksanakan dan mengembangkan kegiatan bimbingan/penyuluhan agama dan mensukseskan program-program pembangunan melalui pintu dan bahasa agama. Program yang terintegrasi dengan pemerintah yang menjadi kepanjang tanganan untuk mensosialisasikan dan melaksanakan pembangunan hingga masyarakat paling bawah.

Tugas penyuluh zaman sekarang ini di hadapkan pada masyarakat yang heterogen, perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat dan tidak terbendung lagi. Oleh karena itu penyuluh harus melek teknologi untuk menjawab tantangan itu.

Penyuluh harus akrab dengan media sosial untuk melawan isu-isu miring yang tidak benar. Antara hoax, hate speech atau ujaran kebencian, sara, radikalisme, intoleransi dan lain sebagainnya. Untuk menciptakan kondisi masyarakat yang moderat dalam kehidupan beragama.

Dalam konteks kebangsaan, lanjutnya, penyuluh agama memiliki posisi yang sangat penting. Mereka bisa disebut sebagai salah satu tulang punggung pemerintah yang bertugas memberikan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama. 

Data penyuluh Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat tercatat sebanyak 5.682 penyuluh non-PNS dan 773 orang penyuluh PNS. Mereka memiliki jenis tugas masing-masing, seperti pembinaan pada rumah-rumah ibadah, pembinaan kerukunan umat beragama, penyiaran ajaran agama yang moderat.

Juga untuk penanggulangan radikalisme, pencegahan bahaya narkoba, pemberdayaan ekonomi umat, pendampingan dan pembinaan rohani bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan. Serta tugas-tugas kemasyarakatan lainnya. Mereka telah dibekali dengan wawasan kurikulum, metode, dan pola pendampingan masyarakat.

Sangat sentral

Ajam menerangkan, posisi penyuluh sangat sentral karena ditempatkan seperti ulama/sebagai pewaris para nabi. Di antara tugas profetik penyuluh agama, pertama, mengajarkan ilmu (tarbiyah) khususnya berkaitan dengan wisdom (kebijaksanaan). Tugas ini dilakukan dalam bentuk bimbingan kepada masyarakat binaannya agar memiliki wawasan keagamaan dan kebangsaan.

Kedua, menyempurnakan akal (rasio). Kemampuan rasio umat perlu didorong agar mampu menemukan kualitas hidup yang bertumpu pada pilar-pilar ilmu pengetahuan. Penyuluh harus mampu mentransfer ilmu kepada masyarakat yang dibutuhkan agar tidak mudah dipermainkan secara politik.

Ketiga, Menegakkan keadilan secara lebih luas. Tugas ini mungkin telah melekat pada profesi lain, seperti hakim, pejabat publik, atau lainnya. Namun, penyuluh juga setidaknya harus bisa menunjukkan perilaku adil sehingga menjadi teladan bagi umatnya, khususnya dalam urusan politik praktis.

Keempat, menyelamatkan manusia dari kegelapan dan mengajak pada kehidupan yang lebih baik. Tugas ini ditekankan pada aspek pengembangan moral agar umat memedomani nilai-nilai universal agama. Agama jangan hanya dimainkan di luarnya tanpa memperhatikan substansi ajarannya.

Kontributor : Eva Nurwidiawati 

Editor : Tri Budiono