Warga Katolik Harus Jadi Duta Toleransi yang Moderat

Sabtu, 12 Agustus 2023
Penulis: Shinta Wulan Anggraeni

53 kali dilihat

48 kali dibagikan

no image

Lembang – KBB (Bimas Katolik)

Pembimbing  Masyarakat (Pembimas) Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Penguatan Moderasi Beragama di Hotel Takashimaya pada 11 s/d 13 Agustus 2023.

Hadir sebagai narasumber sekaligus membuka acara Kepala Biro Kesra Pemerintah Daearah Provinsi Jawa Barat Barnas Ajidin, M.M., M.M.Pd., Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Jawa Barat Drs. H. Mohammad Ali Abdul Latief, M.Ag., Pembimas Katolik Rosentina Lopes, dan para tamu undangan dari Pegawai, Guru, dan Penyuluh Agama Katolik se-Jawa Barat.

Ketua Penyelenggara, Lucia Kristianty menyampaikan bahwa kegiatan Penguatan Moderasi Beragama diikuti olah 125 peserta. Selain dari Kementerian Agama, hadir pula sebagai narasumber dari Pemprov Jawa Barat dan para ahli Moderasi Beragama dari Keuskupan Bandung serta Keuskupan Bogor.

“Provinsi Jawa Barat masih dalam zona merah dalam hal intoleransi. Maka kerukunan intern, antar dan dengan pemerintah perlu terus diupayakan, karena Indonesia adalah bangsa yang majemuk dari suku, Bahasa, agama, adat istiadat dan sebagainya,” ucap Kristin.

Adapun tujuan Penguatan Moderasi Beragama adalah untuk pegelolaan dan pembinaan Pendidikan Agama serta urusan Katolik, dalam rangka mewujudkan dan memelihara kerukunan intern dan antar unmat beragama.

Sementara itu, Pembimas Katolik, Rosentina mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Pemprov Jabar yang telah memberikan hibah kepada Bimas Katolik Kanwil Kemenag Jawa Barat.

“Saya sangat bersyukur, dengan hibah dari Pemprov kita semua dapat menyelenggarakan kegiatan ini dengan jumlah peserta terbanyak. Tahun ini juga menjadi Hibah terbesar yang Bimas Katolik dapatkan sepanjang Sejarah, terimakasih kepada Pak Karo yang sudah memberikan perhatian kepada kami,” ucap Rosentina.

Rosen, sapaan akrabnya, juga mengajak kepada seluruh umat Katolik untuk selalu menunjukan bahwa kita adalah orang yang moderat, toleran, bersikap baik dan tidak terbawa arus dengan informasi yang tidak benar.

“Pada kenyataannya, seluruh Umat Katolik dapat beribadah dengan tenang, kita tidak pernah dilempari batu pada saat ibadah. Itu menunjukan bahwa hal buruk yang intoleransi hanyalah oknum, sedangkan pada dasarnya penduduk Jawa Barat sangat toleran,” ungkapnya.

Bimas Katolik konsisten melakukan sosialiasi mengenai moderasi beragama, sehingga kehidupan beragama di provinsi Jawa Barat semakin baik. Ia berharap keluarga besar Bimas Katolik se-Jawa Barat dapat menjadi duta toleransi di wilayah tugas kepada agama maupun suku apapun.

“Jawa Barat harus semakin semakin harmonis dan toleran,” harapnya.

Kontributor : Shinta

Editor : Tri Budiono